Mohon tunggu...
SEPTIANI NURCAHYANI YAHYA
SEPTIANI NURCAHYANI YAHYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PERAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH DI KALANGAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KELUARGA

11 Desember 2022   11:58 Diperbarui: 11 Desember 2022   12:49 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

UMKM dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian Indonesia. Secara umum, pendapatan UMKM dalam perekonomian Indonesia memiliki peran utama dalam perkembangan perekonomian, penyediaan lapangan pekerjaan terbesar, berperan penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat serta pencipta pasar baru dan sumber inovasi. Seiring perkembangan zaman ditengah kecanggihan teknologi, menyebabkan UMKM semakin berkembang. Selain itu, menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang mulai membuka usaha di berbagai bidang yang ada.

Perempuan berinisiatif untuk melakukan sebuah usaha dengan semakin berkembangnya UMKM dan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang telah mempermudah aktivitas-aktivitas bisnis, menjadikan perempuan tertarik memulai sebuah usaha atau UMKM.  

foto-3-6395527508a8b5274f727842.png
foto-3-6395527508a8b5274f727842.png
UMKM saat ini bukan hanya mengejar kuantitas semata, namun bagimana membuat yang sudah ada menjadi lebih berkualitas dan siap menghadapi kondisi pasar global saat ini. Salah satunya, dengan memanfaatkan instrumen dan teknologi digital untuk menembus pasar yang lebih luas diseluruh Indonesia termasuk menembus pasar internasional.

Menurut Riant Nugroho (164:2008) tujuan dari program permberdayaan perempuan adalah:

1. Meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk melibatkan diri dalam program pembangunan, sebagai partisipasi aktif (subjek) agar tidak sekedar menjadi objek pembangunan seperti yang terjadi selama ini,

2. Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam kepemimpinan, untuk meningkatkan posisi tawarmenawar dan keterlibatan dalam setiap pembangunan baik sebagai perencana, pelaksana, maupun melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan,

3. Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam mengelola usaha skala rumah tangga, industri kecil maupun industri besar untuk menunjang peningkatan kebutuhan rumah tangga, maupun untuk membuka peluang kerja produktif dan mandiri,

4. Meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lokal sebagai wadah pemberdayaan kaum perempuan agar dapat terlibat secara aktif dalam program pembangunan pada wilayah tempat tinggalnya.

Kesetaraan gender pada zaman sekarang telah membuat kaum wanita mulai percaya diri untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya untuk turut andil dalam pemenuhan kebutuhan. Menurut kuisioner yang disebarkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia kepada koresponden pekerja wanita yang penulis akses pada www.depkop.go.id membuktikan jika ada beberapa kendala internal yang membuat para pekerja wanita masih bimbang untuk mengembangkan potensi sebagai seorang pekerja.

Dalam menjalankan UMKM kaum perempuan sering menemukan beberapa persoalan yang secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga permasalahan, yaitu:

Pertama, persoalan teknis berusaha. Kaum perempuan sering menghadapi hambatan yang serupa dengan para pelaku usaha mikro pada umumnya berupa minimnya modal usaha, keterbatasan jaringan pemasaran, keterbatasan pemanfaatan teknologi serta minimnya keterampilan manajemen dan teknik produksi. Menyikapi hal tersebut, diperlukan suatu kebijakan dan strategi pengembangan kewirausahaan dari instansi pemerintah terkait maupun dari lembaga swadaya masyarakat, sehingga hasil yang diharapkan dapat lebih tampil secara inovatif, kreatif dan sesuai perkembangan zaman dan berkesinambungan.

Kedua, aspek ekonomi yang dihadapi oleh perempuan. Minimnya modal yang sebagian besar diperoleh dari hasil tabungan atau investasi pribadi yang nominalnya masih cenderung relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan modal usaha yang dikelola oleh laki-laki.

Ketiga yaitu persoalan strukturan yang bersifat politis yang dihadapi oleh perempuan yaitu berbagai jenis peraturan yang belum ramah dan berihak bagi perempuan untuk melakukan pengembangan usaha. Hal ini dikarenakan masih adanya peraturan dan sudut pandang yang masih kurang berpihak terhadap gender seperti perbankan dan institusi yang dalam memberikan pelayanan kredit usaha masih mengutamakan kepala keluarga sebagai penerima manfaat. Selanjutnya, ketimpangan relasi antara perempuan dengan suami dan keluarga. Perempuan sebagai pelaku usaha tetap dihadapkan pada peran dan tanggung jawab utamanya dalam lingkup intern keluarga, sedangkan pada untuk melakukan pengembangan usaha, perempuan dihadapkan kepada tuntutan berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan lingkungan publik.

Pemberdayaan Perempuan dalam UMKM

Beberapa bentuk usaha pemberdayaan perempuan yang dapat dilakukan oleh pemerintah pusat, daerah maupun institusi atau lembaga lain:

Pertama, memberikan pelatihan tentang informasi pasar, keterampilan manajerial, e-commerce, modal usaha, pemasaran, serta cara pengorganisasian kepada pelaku usaha. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan kaum perempuan dan kelompok usaha dalam berwirausaha, terutama pengenalan terhadap dunia usaha secara komprehensif yang berhubungan dengan bagaimana membangun komunikasi dengan dunia usaha luar.

Kedua, memberikan pelatihan tentang membuat rencana bisnis serta mendorong keberanian perempuan dalam membuka usaha dengan paradigma baru. Kelompok usaha perempuan diajarkan untuk membuat rencana binis dalam bentuk proposal pengajuan kredit usaha. Hal ini bertujuan agar kaum perempuan mampu mengakses modal usaha ke bank yang selama ini masih dirasa sulit untuk memenuhi persyaratan karena belum pernah diadministrasikan dan tidak pernah dilakukan pembukuan secara teratur.

Ketiga, pengembangan jaringan pemasaran. Pengusaha UMKM seharusnya mampu mengetahui karakter dan selera konsumennya secara tepat agar produk yang dipasarkan tepat sasaran. Informasi mengenai kebutuhan terhadap suatu produk sangat dibutuhkan dalam pengembangan jaringan pemasaran. Oleh sebab itu diperlukan sistem informasi pasar dan kemampuan membaca trend kebutuhan masyarakat yang berfungsi sebagai penyedia informasi tentang kebutuhan dan kondisi pasar. Kondisi ini merupakan sebuah peluang bagi pengusaha UMKM untuk mengembangkan jaringan pemasaran ke wilayah yang belum ada produk serupa. Berbagai produk UMKM masih belum sampai di pasar regional, padahal produk UMKM umumnya merupakan jenis produk yang bersifat khas yang sulit untuk diperoleh di daerah lainnya.

Keempat, efisiensi sistem promosi. Kualitas produk UMKM sebenarnya telah mampu bersaing dengan produk sejenis lainnya yangada di pasar regional dan global. Untuk menyikapi hal tersebut, dibutuhkan sistem promosi produk yang professional, efektivitas dan efisien.

foto-4-6395540c4addee414904e802.jpg
foto-4-6395540c4addee414904e802.jpg

KESIMPULAN

Terbukti peranan wanita pekerja yang ada di Indonesia telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan pada ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Adanya persamaan gender yang telah mengalami proses asimilasi natural dalam budaya lokal di Indonesia telah memberikan harapan baru terhadap hak bagi kaum perempun untuk mengambil keputusan dalam usaha yang ditekuni. Wanita pekerja di Indonesia telah mengerti posisi sebagai salah satu kontribusi kesejahteraan keluarga dengan ikut berperan sebagai partner suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Wanita pekerja di Indonesia telah mengaktualisasi diri untuk ikut berperan dalam kehidupan sosial sekitar dengan turut aktif mengikuti organisasi pemerintah ataupun organisasi lokal yang dibentuk secara inisiatif. Demi mewujudkan pengembangan sumberdaya wanita atau pemberdayaan perempuan pelaku UMKM di Indonesia maka diharapkan perlu adanya wadah yang mengakomodasi kaum perempuan pekerja untuk lebih bisa berperan dalam bidang usaha, misal membuat organisasi usaha supaya kreativitas yang ada pada diri wanita pelaku UMKM dapat tertampung dan terwujud dengan implementasi berupa kegiatan yang lebih produktif. Perlu adanya pelatihan pelatihan tentang wirausaha, inovasi produk, manajemen untuk meningkatkan ketrampilan wanita dibidang wirausaha sehingga kegiatan yang produktif terdapat nilai edukasi dan berdaya saing tinggi.

foto-6-639564d7eb51ce4ed726c6e2.jpg
foto-6-639564d7eb51ce4ed726c6e2.jpg
SEPTIANI NURCAHYANI YAHYA 

01PIEE003

FKIP PENDIDIKAN EKONOMI 

MAHASISWA UNIVERSITAS PAMULANG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun