Dalam rangka meningkatkan pembelajaran berbasis pengalaman, siswa kelas X SMA Islam Almaarif melaksanakan field trip edukatif ke Candi Singosari, Malang, pada Rabu (16/10). Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman sejarah, mengasah keterampilan berpikir kritis, serta mendorong kreativitas siswa melalui eksplorasi langsung.
Kegiatan ini dirancang untuk mencapai lima tujuan utama, yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman siswa tentang konteks sejarah melalui pengamatan langsung terhadap artefak dan struktur bangunan bersejarah.
2. Mengembangkan keterampilan berbahasa siswa melalui penulisan artikel ilmiah, pembuatan video vlog, buku pop-up (pop up book), dan infografis berdasarkan data yang dikumpulkan selama eksplorasi.
3. Mendorong penghargaan terhadap keberagaman seni budaya lokal, serta memahami nilai-nilai budaya yang terkandung dalam seni dan arsitektur candi.
4. Melatih keterampilan berpikir kritis dan analitis siswa melalui diskusi kelompok mengenai hasil pengamatan mereka.
5. Meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui kerja sama tim dalam proyek kolaboratif yang dilakukan selama dan setelah kegiatan.
Konteks Sejarah yang Hidup
Dalam sesi eksplorasi di Candi Singosari, siswa mencari infomasi secara mandiri kepada pemandu sejarah mengenai latar belakang Candi Singosari yang dibangun pada abad ke-13 sebagai penghormatan kepada Raja Kertanegara. Para siswa diajak mengamati detail ukiran candi, mengidentifikasi simbol-simbol Hindu-Buddha, serta memahami peran candi sebagai pusat spiritual dan budaya pada masa Kerajaan Singosari.
Proyek Kreatif dan Kolaboratif
Setelah eksplorasi, siswa mengembangkan proyek kreatif. Beberapa siswa bertugas menyusun artikel ilmiah berdasarkan data yang mereka peroleh, sementara kelompok lain membuat vlog dokumentasi perjalanan, merancang buku pop-up yang menggambarkan cerita sejarah, serta menyusun infografis informatif mengenai Candi Singosari. Proyek ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga mendorong kolaborasi antar siswa.
Diskusi untuk Melatih Pemikiran Kritis
Dalam sesi diskusi kelompok, siswa diminta untuk menganalisis berbagai aspek budaya dan sejarah yang mereka temukan selama kunjungan. Diskusi ini mencakup topik seperti peran seni dan arsitektur dalam memperkuat identitas budaya, hingga dampak modernisasi terhadap pelestarian situs sejarah. Sesi ini membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis mereka.
Menghargai Seni Budaya Lokal
Selain mengamati bangunan candi, siswa juga diberi kesempatan untuk mencoba membuat sketsa motif ukiran candi. Aktivitas ini bertujuan untuk mendorong apresiasi terhadap seni lokal sekaligus memberikan pemahaman langsung mengenai proses kreatif yang terlibat dalam seni tradisional.
Di akhir kegiatan, siswa menyatakan antusiasme mereka dan menyebut bahwa pengalaman ini jauh lebih mendalam dibandingkan belajar dari buku. Proyek-proyek kreatif yang dihasilkan siswa akan dipamerkan dalam pameran P5 di sekolah pada bulan November. Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk terus menghargai dan melestarikan warisan budaya bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H