Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi ekonomis. Tanaman kentang sering diolah menjadi kripik maupun di goreng sebagai french fries yang mahal di restoran - restoran besar. Kentang mengandung karbohidrat, serat, protein, antioksidan, kalium, folat, vitamin B6 dan vitamin C. Selain itu kalori yang terkandung dalam 100 gram hanya sekitar 90 kalori.
Tanaman kentang tumbuh baik di daerah dataran tinggi dengan  ketinggian 800 -  1.500 m dpl. Jika tanaman kentang tumbuh di dataran rendah(< 500 m dpl) atau ketinggian > 2.000 mdpl, tanaman sulit membentuk umbi. Tanaman kentang membutuhkan suhu dingin 15-22 oC paling optimum 18-20oC dengan tingkat kelembaban udara 80-90%. Tanaman membutuhkan banyak air namun tidak menghendaki curah hujan lebat yang terus menerus. Curah hujan yang baik untuk tanaman kentang ialah 2.000-3.000 mm/tahun.
Tanaman kentang termasuk tanaman yang menyukai sinar matahari, tanaman ini membutuhkan sinar matahari penuh 60-80% .Tanaman kentang tumbuh baik pada pH 5-5,5. Jika tanah terlalu asam (< 5), tanaman mengalami kekurangan unsur Mg dan keracunan Mn serta mudah terserang nematoda. Sementara pjika tanah basa (> 7), keracunan unsur K dan umbi mudah terserang penyakit kudis.
Teknologi aeroponik adalah teknologi budidaya tanaman yang menggunakan media udara untuk menumbuhkan akar tanaman dan memberikan nutrisi melalui semprotan air atau nutrisi cair. Teknologi ini telah digunakan dalam produksi benih kentang secara aeroponik di daerah tropika basah) dan telah terbukti efektif dalam meningkatkan produksi benih kentang serta menghasilkan sayuran bebas pestisida. Teknologi aeroponik juga dapat ditingkatkan dengan penerapan pendinginan zona perakaran (Root Zone Cooling) untuk meningkatkan produksi benih kentang.
Produksi benih kentang menggunakan aeroponik melibatkan penggunaan sistem tertutup di mana akar tanaman kentang digantung di udara dan disemprot dengan larutan nutrisi. Larutan nutrisi disemprotkan melalui sistem semprotan yang memberikan semburan halus larutan nutrisi ke akar. Tanaman kentang ditanam di lingkungan terkontrol, seperti rumah kaca, untuk memastikan kondisi pertumbuhan yang optimal. Penggunaan aeroponik memungkinkan produksi benih kentang berkualitas tinggi yang bebas dari penyakit dan hama yang berasal dari tanah.
Dalam produksi benih kentang menggunakan aeroponik, larutan nutrisi adalah faktor kritis dalam memastikan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Sumarni et al. (2019a) menemukan bahwa konduktivitas listrik (EC) dari larutan nutrisi memiliki pengaruh signifikan pada pertumbuhan dan hasil benih kentang. Mereka merekomendasikan rentang EC sebesar 1,5-2,0 mS/cm untuk pertumbuhan dan hasil yang optimal.
Pendinginan zona perakaran adalah faktor penting lainnya dalam produksi benih kentang menggunakan aeroponik. Penerapan pendinginan zona perakaran meningkatkan pertumbuhan dan hasil benih kentang. Pendinginan zona perakaran melibatkan penggunaan sistem pendingin untuk menjaga suhu larutan nutrisi pada tingkat yang konstan, yang membantu mencegah stres panas dan meningkatkan penyerapan nutrisi. Sistem ini dapat membantu tanaman tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan suhu rendah, yaitu 15 sampai 20 oC, dan kelembaban tanah yang cukup.
Langkah-langkah produksi bibit kentang melalui teknologi aeroponik adalah sebagai berikut:
1. Persiapan instalasi aeroponik: Membuat box aeroponik yang terbuat dari bahan styrofoam dengan ketebalan 3 cm dan kerangka instalasi berbahan besi
2. Persiapan bibit kentang: Memilih bibit kentang yang berasal dari varietas unggul dan bebas dari penyakit.
3. Persiapan nutrisi: Membuat nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan dapat dibuat sendiri dengan melarutkan nutrisi dari hasil paten.
4. Penanaman bibit kentang: Menanam bibit kentang pada box aeroponik yang telah disiapkan dan disemprot dengan nutrisi secara teratur.
5. Pengaturan lingkungan tumbuh: Menjaga lingkungan tumbuh yang terkontrol, seperti greenhouse, untuk memastikan kondisi pertumbuhan yang optimal.
6. Pemeliharaan tanaman: Melakukan pemeliharaan tanaman secara teratur, seperti penyiraman dan pemangkasan.
7. Pemanenan bibit kentang: Memanen bibit kentang setelah mencapai umur yang optimal, yaitu minimal 80 HST - 100 HST.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, produksi bibit kentang melalui teknologi aeroponik dapat meningkatkan jumlah benih kentang dan menghasilkan bibit kentang yang berkualitas tinggi.
Kelebihan teknologi aeroponik:
- Hemat lahan
- Mutu hasil tanaman yang dihasilkan terjamin kualitasnya
- Hasil lebih optimal
- Hama dan penyakit lebih terkendali
Secara keseluruhan, produksi benih kentang menggunakan aeroponik melibatkan penggunaan sistem tertutup, larutan nutrisi, dan pendinginan zona perakaran untuk memastikan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Penggunaan aeroponik memungkinkan produksi benih kentang berkualitas tinggi yang bebas dari penyakit dan hama yang ada
Referensi:
[1] Sumarni, E. 2013b. Pengembangan zone cooling system untuk produksi benih kentang secara aeroponik di dataran rendah tropika basah. Disertasi. Mayor Ilmu Keteknikan Pertanian. IPB. Bogor.
[2] Sumarni, E. 2016. Produksi Benih Kentang Sistem Aeroponik dan Root Zone Cooling dengan Pembedaan Tekanan Pompa di Dataran Rendah. J. Agron Indonesia. Vol 44(3): 299-305
[3] Agatha, Muthia Khansa. Wulandari, Eliana. 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kentang Di Kelompok Tani Mitra Sawargi Desa Barusari Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut. Jurnal Ilmiah MAHASISWA AGROINFO GALUH. Vol 4(3): 772 - 778
[4] Sumarni, E. 2021. Transfer Teknologi Aeroponik Untuk Produksi Benih Kentang di Kelompok Tani Mulya Bersama, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah. Jurnal Sinergi Vol 2(2): 83-89