"Pemirsa sekalian, kami sela program berita ini dengan breaking news. Terjadi perkelahian massal di Toko Buku Gramedia Mal Central Park antara dua orang "superhero" yang berkostum ala The Shadow dan Vampirella melawan para pengunjung sekaligus sekuriti dan karyawan. Dua "superhero" ini tampaknya berniat membuat kerusuhan di acara peluncuran buku "100 Hari Bersama 100 Gundik" karya Benito Boneti, seorang trilyuner pemilik sejumlah usaha panti pijat di Jakarta Raya. Benito Boneti dan dua narasumber serta seorang moderator yang juga hadir di situ telah dilarikan ke rumah sakit Siloam Kebon Jeruk karena menderita luka parah akibat serangan dua "superhero" yang tampaknya begitu dendam. Saat ini kita terhubung dengan reporter Henry Kafil dan juru kamera Gal Codot yang bersama awak media lain turut meliput huru-hara di Toko Buku Gramedia Mal Central Park tersebut. Henry bisa dengar suara saya?"
"Halo, Ben. Saya bisa mendengar suara anda."
"Tolong laporkan secara langsung, Henry."
"Terima kasih, Ben. Halo pemirsa, huru-hara terjadi saat ini di toko buku Gramedia Mal Central Park. Dua orang misterius berpakaian ala superhero mengobrak-abrik Toko Buku Gramedia dan menyerang trilyuner Benito Boneti yang tengah mengadakan grand launching buku kontroversial karyanya yang berjudul "100 Hari Bersama 100 Gundik." Dapat kami laporkan bahwa dua "superhero" yang berkostum ala pahlawan super era 40-an The Shadow adalah laki-laki, sementara yang berkostum seksi ala Vampirella jelas-jelas perempuan. Mereka menyerang seluruh pengunjung dan juga sekuriti membabi buta. Ratusan pengunjung roboh dan ribuan buku dan alat tulis serta tas, barang elektronik, DVD serta semua barang yang dijual di Gramedia rusak berantakan. Benito Boneti terluka parah akibat serangan superhero pria yang menghajarnya dengan jotosan maut. Dua narasumber dan moderator tunggang langgang karena serangan superhero wanita. Saat ini, dua "superhero" tersebut telah kabur, entah bagaimana caranya mereka tiba-tiba lenyap tak berbekas. Masih beruntung tak ada korban jiwa, tapi kami bisa pastikan korban luka-luka ringan dan sedang begitu banyak, sementara yang luka parah adalah seperti yang kami sebutkan tadi Benito Boneti dan tiga rekannya, dua narasumber dan seorang moderator, sementara kondisi toko buku Gramedia Mal Central Park jelas-jelas mirip kapal pecah. Semua barang berserakan di lantai termasuk rak-rak buku yang hancur berantakan. Polisi telah berdatangan untuk mengusut kasus ini. Sementara itu dulu yang bisa kami laporkan kepada anda, Ben Apek."
"Terima kasih, Henry atas laporan anda. Selamat bertugas kembali. Nah pemirsa itulah laporan reporter Henry Kafil dan juru kamera Gal Codot atas peristiwa menggemparkan yang terjadi di Toko Buku Gramedia Mal Central Park. Sementara kami masih menunggu laporan dari rekan-rekan reporter kami yang saat ini tengah berada di Gedung Perintis, kantor pusat Gramedia untuk mencari pernyataan resmi dari pihak pimpinan pusat Gramedia terhadap serangan brutal dari dua "superhero" tadi."
Joni mematikan televisi lalu memandang Rina yang duduk di sampingnya. "Kau puas dengan aksi kita?"
Rina mengangguk sambil tersenyum bahagia. "Sangat puas aku bisa menghajar dua gundik terkutuk itu. Moderatornya juga dulunya pelacur, jadi pantas saja kalau kuhajar habis. Kamu sendiri bagaimana? Sudah cukup belum membuat Big Boss terkapar bersimbah darah seperti itu?"
"Sama sekali belum. Bagaimana kalau kita ke Siloam dan menghabisi Big Boss di sana?"
Rina menggelengkan kepala sambil mencium bibir Joni. "Tidak, Sayang. Kita makan dulu, bercinta dulu dan beristirahat sampai besok. Biarlah huru-hara yang kita timbulkan di Gramedia tadi membukakan mata masyarakat lebar-lebar, biar masyarakat bisa mengambil hikmah dari peristiwa spektakuler tadi."
"Jadi kita biarkan Big Boss mendekam penuh derita di Siloam sekarang?"
"Tentu, Joni. Kamu gagah sekali saat menghajar Big Boss dengan kostum The Shadow tadi, benar-benar gagah beneran."