Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Terbentuk pada 1 Juni 1945 lewat pemikiran-pemikiran M. Yamin, Dr. Soepomo, serta Ir. Soekarno. Ibarat bangunan, pancasila merupakan suatu pondasi suatu Negara, bila pondasi semakin kuat maka bangunan pun akan semakin kuat, seperti halnya pancasila, bila nilai-nilai pancasila semakin kuat dan melekat pada diri seseorang maka akan semakin kuat pula suatu Negara ( Suraya, 2015: 154). Akan tetapi, masih relevan kah pancasila pada generasi milenial?
Generasi milenial ialah mereka yang lahir di antara tahun 1980-an hingga tahun 2000-an dimana generasi ini tumbuh di zaman yang modern, jauh dari waktu pada saat pancasila terbentuk. Hidup di dunia yang modern dengan teknologi super canggih ini membuat banyak dari mereka yang terlena oleh kenikmatan serta kemudahan yang ada, sehingga lupa bahwa mereka berada di usia produktif dan sepatutnya mengerti bagaimana mengamalkan nilai-nilai pancasila. Namun tampaknya, pancasila hanya dijadikan retorika saja yang menyebabkan pancasila dianggap kehilangan nilai-nilai praksisnya, sehingga banyak anak bangsa menganggap bahwa pancasila sudah tidak relevan untuk dijadikan suatu pandangan hidup.
Bermunculannya teknologi-teknologi modern membuat warga cenderung acuh tak acuh terhadap lingkungan sosial, isu politik, serta malas untuk bersosialisasi, khususnya di wilayah perkotaan. Nilai-nilai pancasila semacam tidak tertanam sama sekali pada diri tiap orang di era saat ini, padahal pancasila dapat menjadi senjata untuk melawan berbagai tantangan sesuai zaman agar tetap utuh. Menurut Widayani( 2013) generasi muda wajib mempunyai keahlian yang unggul serta tidak terlepas dari lima butir dasar negara dalam kehidupannya. Lahirnya pancasila sebagai pandangan hidup serta identitas Negara akan menyatukan berbagai perbedaan yang terdapat di Indonesia demi menuju persatuan Negara.
Memerdekakan Negara bukan perihal yang mudah, terlebih sangat banyak tangis dan luka didalamnya. Maka dari itu, pancasila lahir sebabagi dasar falsafah dan pandangan hidup Negara yang dapat diharapkan menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia sebagai dasar kesatuan ( Notonegoro). Bersamaan dengan perkembangan zaman, implementasi pancasila tidak boleh pudar bahkan harus ditingkatkan. Nilai- ilai pancasila harus dijaga sebagai tanda balas jasa kepada para pahlawan yang telah memperjuangkannya.
Pada hakikatnya, pancasila merupakan cita-cita yang ingin dicapai bersama oleh Bangsa Indonesia. Tetapi, di era saat ini, eksistensi pancasila harus dipertanyakan sebab aplikasi dari sila-sila pancasila sangat jauh dari harapan. Maka dari itu, generasi milenial harus membentengi paham-paham yang berlawanan dengan pancasila dengan melindungi serta mengamalkan nilai-nilai pancaila, generasi milenial juga diharapkan dapat menyebarkan nilai-nilai pancasila demi meminimalisir makin terkikisnya nilai-nilai pancasila.
Terlepas dari seluruh pembahasan sebelumnya, pancasila masih sangat relevan sebagai ideologi Negara dan Bangsa Indonesia. Adanya prinsip bersatu dalam perbedaan membuat Pancasila menjadi semakin kuat dan layak sebagai sebuah ideologi untuk negara Indonesia yang khas dengan segala keanekaragamannya. Konsep persatuan juga sangat ideal dengan mengkondisikan setiap warga negara hidup dengan kebersamaan tanpa menghilangkan identitas suku bangsa, adat istiadat, ras, maupun agama.
Sejak awal kemerdekaan, kondisi Negara Indonesia telah sangat jauh berubah. Pancasila selaku dasar falsafah negara Indonesia merupakan sebuah sistem nilai kebaikan universal yang dapat diterapkan dalam konteks apapun baik pada masa hari ini, besok, dan masa yang akan datang. Itu artinya Pancasila dengan basis filosofinya yang mendalam sebenarnya mampu untuk menjawab setiap problematika yang ada. Pancasila sebagai nilai universal masih sangat relevan dengan generasi hari ini, hanya perlu menginternalisasi dengan baik ke setiap generasi yang ada khususnya generasi milenial yang akan menjadi salah satu tokoh pergerakan kemajuan negara yang kita cintai ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H