Aksi anak-anak muda di ‘Academy of Champions’ ini menjadi cerminan bagi kita semua untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Generasi unggul ini seharusnya bisa terus berkembang lebih jauh dan mengaplikasikan ilmunya di dunia nyata. Berlatih problem solving lintas keilmuan dan diharuskan bekerja sama ternyata memberi pengalaman yang luar biasa bagi mereka. Membuka mata mereka bahwa hebat di salah satu bidang seperti matematika, fisika, atau biologi, menjadi kurang berarti jika tidak disertai kemampuan kolaborasi, inovasi, dan negosiasi.
Bayangkan jika pendidikan kita terus mendorong anak muda untuk terlatih menghadapi real-world problem solving. Mungkin suatu hari Indonesia akan menjadi tempat lahirnya teknologi microchip super canggih, pembangkit listrik ultra-efisien, atau mesin pengolah beras yang tahan segala musim.
Jika ingin menjadi negara maju, Indonesia harus memiliki orientasi unggul dalam jangka panjang. Tidak hanya menggenjot pendapatan dari menjual sumber daya alam atau bahkan tiba-tiba mengerek tarif pajak. Oke, mungkin pendapatan negara akan naik, tapi hanya akan bersifat jangka pendek. Pengalaman dari China, Korea Selatan, Jepang, yang berhasil memutar roda kemiskinan menjadi negara maju adalah lompatan produktivitas.
Produktivitas itu berarti masyarakat memiliki kemampuan yang lebih untuk bekerja, menghasilkan barang atau jasa dengan lebih efisien, termasuk mengelola keuangan. Dengan begitu, Indonesia bisa menjadi lebih kompetitif di level global, tidak hanya menjadi pasar dimana para raksasa bisnis berdagang. Untuk mendorong produktivitas, tentu pendidikan dan riset menjadi kunci. Bagaimana negara kita bisa memproduksi mobil listrik, obat-obatan, bahan pangan, secara penuh di dalam negeri yang berkualitas global, jika tidak ada pendidikan maupun riset yang baik?
Meskipun dalam dunia nyata semuanya menjadi lebih kompleks. Pendidikan dan riset tentu bukan satu-satunya yang penting. Oleh karena itu, mendorong keterhubungan antara pendidikan dengan real-world problem solving menjadi salah satu jalan yang penting. Kita bisa mengeksplorasi bagaimana industri dan universitas di Eropa, Jepang, atau Korea Selatan, saling terhubung melalui project riset, inovasi, maupun pengembangan kompetensi.
‘Academy of Champions’ menjadi pengingat bagi kita semua untuk bersama-sama berusaha membangun ekosistem yang mampu menjembatani pendidikan dengan peradaban. Agar nantinya pendidikan yang semakin berkualitas dapat berjalan seiring dengan meningkatnya kompetensi dan inovasi. Pada akhirnya, mendorong upaya nyata untuk mewujudkan lahirnya lebih banyak orang-orang hebat dan perusahaan-perusahaan besar asal Indonesia yang mampu memberi dampak besar di level global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H