Apalah artinya kita mendapatkan imbal hasil 10% dari investasi emas, saham, atau bisnis misalnya, tapi lantas habis dalam sekejap untuk beli ini itu, bahkan hingga berujung utang?
Percaya atau tidak, spending habits akan sangat menentukan bagaimana nasib seseorang di masa depan. Hidup seseorang yang berpenghasilan standar namun punya pengelolaan keuangan yang benar tentu hidupnya akan lebih tenang dibandingkan seorang kaya dengan profit miliaran, namun punya gaya hidup buruk dan mungkin hutang lebih besar.
Memahami berbagai seluk beluk ekonomi bisa jadi juga akan menyelamatkan perahu keuangan kita.
Misalnya, di tengah gejolak perang dan inflasi ini sektor-sektor usaha apa yang diuntungkan.Â
Jika kita berinvestasi ke saham, tahun ini emiten sektor energi dan komoditas sedang naik daun, terdorong laba berkali-kali lipat imbas kenaikan harga secara global.
Apa dampak saat The Fed mengerek suku bunga acuan?
Jika kita berinvestasi ke reksadana atau investasi yang berbasis obligasi pemerintah, tentu harus berhati-hati karena investor asing cenderung akan melepas surat utang RI dan kembali ke AS yang dianggap "lebih aman". Pasar saham juga harus waspada karena rawan capital outflow jika investor asing lebih memilih mengalihkan dananya ke Amerika.
Apa dampak jika perang Rusia versus Ukraina makin membesar atau malah berhenti di tengah jalan?
Jika kita berinvestasi ke emas, gejolak global akan cenderung mengerek harga emas lebih tinggi karena emas masih dianggap sebagai safe haven, namun jika kondisi global stabil maka harga emas akan melandai karena para investor akan mencari aset yang lebih menguntungkan dengan risiko yang sudah terkendali.
Nah, bagaimana kita meramu aset yang akan kita investasikan, bagaimana kita bisa tenang mengatur kapan harus membeli atau menjual, tentu dari kemampuan diri kita sendiri.
Bagi yang memiliki preferensi syariah, kini ekosistem syariah juga semakin besar. Berbagai pilihan saham, reksadana, sukuk, emas, ekuitas bersifat syariah sangat mudah diakses oleh siapa saja.