Dua raksasa digital Indonesia, Gojek dan Tokopedia dikabarkan semakin dekat untuk bergabung. Bahkan diinformasikan sudah tandatangan Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) dalam rangka proses merger.
Perkembangan digital economics Indonesia bisa dibilang sedang panas-panasnya. Riset e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, Bain & Company, menunjukkan Indonesia merupakan pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Nilai ekonomi digital Indonesia di tahun 2020 diperkirakan Rp624 triliun, dan diprediksi akan melonjak hingga Rp1.700 triliun pada 2025.
Menariknya, aksi Gojek dan Tokopedia ini semakin membuat panas persaingan di sektor e-commerce. Tokopedia, kita tahu adalah salah satu "raja lokal" di ranah e-commerce, namun kini sedang bersaing ketat dengan Shopee.
Berdasarkan riset iPrice, sepanjang tahun 2020 lalu, Shopee telah mengalahkan Tokopedia dalam hal rata-rata total kunjungan pengguna. Shopee berhasil meraih angka rata-rata total kunjungan 90 juta per bulan, sedangkan Tokopedia menyusul dengan angka 80 juta per bulan.
Shopee telah menunjukkan keseriusannya menggarap pasar e-commerce di Asia Tenggara. Sejak berdiri tahun 2015 di Singapura, kini Shopee mendominasi hampir di semua negara Asia Tenggara. Sedangkan Tokopedia, yang didirikan sejak 2009 di Indonesia berusaha keras mempertahankan tahtanya di e-commerce domestik.
Nah, kabar merger Gojek dengan Tokopedia tentu akan memberi efek besar dalam pertarungan sengit dunia e-commerce. Gojek dikenal sebagai satu-satunya Decacorn di Indonesia, dan sudah memiliki pengalaman mengembangkan sayap bisnisnya di Asia Tenggara, akan menjadi power up yang sangat penting bagi Tokopedia.
Meruncingkan Persaingan e-Commerce
Dengan masuknya Gojek dalam percaturan e-commerce di Indonesia, akan semakin meruncingkan persaingan Tokopedia dengan Shopee. Hal itu akan memaksa nama-nama besar lainnya seperti Lazada, Bukalapak, JD.ID, Blibli untuk mencari power up investor baru atau bahkan merger.
Shopee sukses melesat di pasar Indonesia dalam waktu singkat, salah satunya karena tagline "Gratis Ongkir"-nya. Strategi tersebut terbukti jitu dalam menarik hati pasar tanah air, tidak butuh waktu lama bagi Shopee untuk bersaing menjadi Top of Mind dalam hal berbelanja daring.
Dengan pengalaman mengembangkan bisnis e-commerce secara internasional, Shopee yang dinaungi Sea Group Singapura mampu memanfaatkan pandemi Covid-19 menjadi katalis untuk "membakar uang dan strategi"-nya sehingga mampu dominan seperti sekarang. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Januari 2021 lalu, Sea Group selaku holding yang menaungi Shopee mengakuisisi Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) dan kini mengganti namanya menjadi SeaBank. Hal ini tentu menjadi bukti keseriusan grup asal Singapura ini untuk menggarap pasar digital ekonomi di Indonesia.