Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nostalgia Penyewaan Komik, Lokasi Favorit yang Hampir Punah

22 Januari 2018   15:57 Diperbarui: 23 Januari 2018   19:50 2572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi tahun 90-an hampir pasti mengenal persewaan komik. Tempat di mana anak-anak muda berkasak-kusuk di rak buku mencari komik favoritnya untuk dipinjam, boleh dibaca ditempat, boleh juga dibawa pulang, dengan membayar sewa tentunya. 

Mengandalkan koleksi komik populer seperti Dragon Ball, Kungfu Boy, hingga komik lokal seperti Koo Ping Hoo, persewaan komik dengan cepat menjadi tempat idola anak muda. Kini lebih dari 20 tahun berlalu, persewaan komik hampir hilang ditelan zaman.

Meskipun kini sedang terengah-engah mempertahankan eksistensinya, banyak hal menarik yang bisa kita ingat dari persewaan komik. Bagi saya pribadi, persewaan komik adalah tempat yang mengajari saya budaya membaca dengan cara yang menyenangkan. Jujur saja, buku pelajaran sekolah yang tekstual cenderung membuat mengantuk, hehe dan komik adalah tempat refreshing yang murah dan menyenangkan. Dengan membayar Rp200 hingga Rp500 per buku, kita bisa puas melahap imajinasi masa muda yang penuh petualangan.

Sumber gambar: http://rizkonhalali.blogspot.co.id/
Sumber gambar: http://rizkonhalali.blogspot.co.id/
Selalu ada sisi positif

Banyak hal-hal positif dan menarik yang masih lekat dalam ingatan. Salah satunya bagaimana kita harus pintar menyisihkan uang jajan untuk bisa menyewa buku favorit. 

Perjuangan belum berhenti di situ, terkadang persewaan komik hanya memiliki stok 1-2 buku favorit, sehingga kita harus punya kejelian dalam menunggu dan memilih buku. Masih teringat bagaimana saya menunggu seri Dragon Ball, Doraemon, Detective Conan, Tintin, dan Gundala seri tertentu yang selalu cepat disewa pengunjung lain.

Dunia persewaan komik juga mengajarkan kita untuk disiplin, karena terlambat 1 hari saja, denda sudah menghantui. Untuk ukuran pelajar, dendanya pasti lumayan berasa. Kita juga harus tertib menggunakan kartu pelajar sebagai jaminan, jika salah taruh bisa-bisa hilang karena biasanya kartu pelajar yang sakti itu kita pakai juga untuk sewa DVD film atau game di rental kan, hehe.

Semua orang pasti tahu pepatah terkenal, buku adalah jendela dunia, jadi saya berterima kasih kepada persewaan komik yang membuka banyak jendela dunia untuk saya, hehe. 

Hingga saat ini hobi membaca tersebut tetap lestari, walaupun tentu sudah tidak lagi banyak membaca komik. Buku dapat memberi banyak hal, pengetahuan, imajinasi, hingga rasa rileks. Beruntunglah kita yang tumbuh menjadi pecandu buku, tentu jauh lebih bermanfaat dibanding candu narkoba.

Ditelan zaman

Perubahan zaman berjalan begitu cepat membawa banyak hal baru di dunia anak muda. Teknologi digital yang hadir dengan mudah menggerus hobi anak-anak muda membaca komik. Tidak bisa dipungkiri kids zaman now lebih tertarik pada gadget, social media, hingga game online. Membaca komik, buku atau berita pun kini lebih mudah melalui gadget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun