Sejak kita belajar di sekolah dasar, selalu ditanamkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok dan bermasyarakat. Teknologi yang berkembang sangat pesat merubah banyak cara hidup manusia. Salah satu hasil evolusi manusia adalah sosial media, yang lahir dari keinginan manusia untuk selalu terhubung satu dan selalu ingin tahu. Dalam waktu singkat, sosial media menjadi sangat populer, dari yang awalnya permainan saling sapa, kini menjadi rimba yang bisa jadi penuh harta, tahta dan juga bahaya, hehe. Manusia kini tidak lagi hanya makhluk sosial, namun sudah ber-evolusi menjadi makhluk sosial (media).
Secara alami manusia selalu lapar akan informasi, dan hadirnya sosial media seolah menjadi makanan lezat bagi kita semua. Beberapa belas tahun lalu, manusia masih mengandalkan lisan dan surat dalam berkirim pesan, kita perlu menuliskan informasi dengan penuh kehati-hatian agar informasi tidak diartikan lain oleh penerimanya. Sekarang dengan adanya internet dan sosial media, kebebasan berekspresi seolah mengalami masa puber, berpikir singkat dan berlisan cepat.
Sebagian diantara kita mungkin merasakan akhir-akhir ini fenomena sosial media semakin “hangat”. Informasi tidak hanya beredar dari situs-situs berita, namun juga merambah ke media yang lebih personal seperti Instagram, Facebook, Path hingga WhatsApp. Isu-isu yang begitu banyaknya membuat kita menjadi sangat sulit membedakan mana informasi yang benar atau tidak, lalu menyuburkan fenomena searcher dan Like and Share di tengah-tengah kita. Sudahkah kita benar-benar yakin jika informasi yang kita sebarkan adalah hal yang benar? atau ternyata hoax dan menjadi fitnah?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H