Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Api Tauhid, Perjalanan Sejarah dan Cinta Penuh Makna

31 Desember 2015   13:56 Diperbarui: 31 Desember 2015   14:05 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Habiburrahman el Shirazy tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita, kreator Ayat-Ayat Cinta ini selalu bisa menghadirkan karya sastra islami dengan cerita yang sangat memukau. Saat berkelana di hutan buku, saya tak sengaja melihat salah satu karya beliau, yaitu Api Tauhid. Jujur yang membuat saya pertama kali tertarik adalah cover nya, hehe ada Masjid Aya Sofia, Turki terlukis megah disana, hehe. Negeri Turki memang selalu memesona dengan sejarah islam nya yang luar biasa dan keindahan alam beserta arsitekturnya. Setelah saya intip-intip lagi, ternyata novel ini juga akan menapak tilas tentang Baiduzzaman Said Nursi, seorang ulama yang sangat melegenda di negeri bulan sabit tersebut. Nah ayo kita selami lebih dalam sebuah karya sejarah dan cinta penuh makna dengan keunikan kisah travelling di negeri Turki.

 

Novel ini punya alur cerita yang sangat unik, menceritakan tentang seorang pemuda asal Indonesia bernama Fahmi yang sedang menjalani studi di Madinah. Saat berada di kota Nabi inilah Fahmi mengalami guncangan jiwa yang sangat pelik karena masalah keluarga dan istrinya di Indonesia. Tidak tega melihat kondisi Fahmi, sahabatnya yang bernama Hamza mengajak Fahmi untuk menenangkan diri sekaligus menyibukkan diri di tengah lautan ilmu-Nya, dengan berkunjung ke negeri asal Hamza yaitu Turki. Di negeri dua benua itu, Fahmi beserta kawan-kawannya akan menapak tilas sejarah besar Islam serta perjalanan hidup ulama legendaris bernama Baiduzzaman Said Nursi, gelar Baiduzzaman sendiri memiliki makna “Keajaiban Zaman”. Novel ini memang bukan novel biasa karena menghantarkan cerita travelling Fahmi dan kawan-kawan di Turki, kisah cinta manusia, dan bernafaskan sejarah hidup sang ulama besar.

“Diantara yang paling penting yang telah aku pelajari dari kehidupan sosial manusia adalah bahwa yang paling layak untuk di cintai adalah cinta itu sendiri, dan yang paling layak dimusuhi adalah permusuhan itu sendiri.” (Baiduzzaman Said Nursi).

 

Baiduzzaman Said Nursi, ulama legendaris yang lahir di Desa Nurs, Anatolia, Turki, pada tahun 1877, memiliki anugerah ilmu Islam dan ilmu alam yang sangat luar biasa. Terlahir dari keluarga sederhana, Said Nursi kecil telah berkelana untuk belajar dari satu madrasah ke madrasah lain. Kemampuannya menghafal, berdiskusi dan keberaniannya untuk membela hak yang benar membuat banyak guru dan rekannya kagum. Pada usianya yang ke-15 tahun, ia sudah menguasai 80 kitab dan berbagai ilmu. Tak hanya itu, Said Nursi hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk menghafal dan memahami makna Al Qur’an. Dengan kemampuannya itu, Said Nursi mampu membuat kagum banyak ulama dan tokoh negara saat itu. Sungguh mengagumkan, hingga gurunya, Syaikh Muhammad Emin Efendi memberinya gelar Baiduzzaman atau “Keajaiban Zaman”.

 

“Siapa yang mengenal dan mentaati Allah, maka ia akan bahagia walaupun berada di dalam penjara yang gelap gulita. Dan siapa yang lalai dan meupakan Allah, ia akan sengsara walaupun berada di istana yang megah mempesona.” (Baiduzzaman Said Nursi).

 

Sosok Baiduzzaman Said Nursi hidup di era peralihan dimana Kekhalifahan Turki Utsmaniyah menghadapi ujian besar yaitu begitu kerasnya pengaruh Eropa menyusup di tengah kehidupan rakyat, baik dalam hal pendidikan, perdagangan, militer hingga pemerintahan. Novel ini mampu menceritakan detik-detik ujian berat umat islam kala itu, dimana imperium Khilafah Turki Utsmaniyah yang telah menaungi 1/3 dunia selama lebih dari 600 tahun harus pelan-pelan runtuh. Perjuangan Said Nursi untuk mengingatkan pemerintahan yang saat itu bagai dirasuki roh ketamakan Eropa, hingga harus berkali-kali dipenjara sangat mengharukan dan sarat akan pelajaran hidup.

 

“Apa pendapatmu tentang kebebasan yang ada di negeri Turki Utsmani dan peradaban Eropa?” tanya Syaikh Muhammad Bakhit Al Muthi’i, seorang ulama besar Al Azhar dan mufti negeri Mesir.

“Negara Turki Utsmani saat ini sedang mengandung janin Eropa dan suatu saat nanti akan melahirkan pemerintahan cara Eropa. Sedangkan Eropa sedang mengandung janin Islam, dan suatu saat nanti akan melahirkannya.” jawab Baiduzzaman Said Nursi.

 

Heroisme tinggi muncul ketika Said Nursi bersama murid-muridnya dengan gagah berani turut berperang menahan serangan tentara Rusia dan Armenia saat Perang Dunia I untuk menyelamatkan warga. Kekalahan Turki pada Perang Dunia I membuat islam memasuki masa-masa gelap, pemerintahan diambil alih oleh gerakan sekuler yang mengatasnamakan Young Turks. Kekhalifahan dihapus dari bumi Turki diganti republik konstitusi eropa, khalifah saat itu Sultan Abdul Mecit diusir dan diasingkan, pendidikan agama islam dilarang, berpakaian gamis/surban hingga larangan berbahasa arab. Pandangan Said Nursi yang berbeda dengan pemerintahan sekuler saat itu membuatnya banyak dimusuhi petinggi negara, bahkan hingga disiksa dan diasingkan. Namun di tengah pengasingan itu, dengan izin Allah SWT, Baiduzzaman Said Nursi menghasilkan karya monumental yaitu Risale-i Nur (Risalah Cahaya), yang ditulis dengan tangan beliau lalu tersebar luas secara sembunyi-sembunyi oleh murid-murid dan masyarakat yang mencintainya. Perjuangan dan karya-karya Said Nursi memberikan sumbangsih yang luar biasa bagi bertahan dan berkembangnya cahaya islam di negeri Turki.

 

“Kita harus ikhtiar untuk memperoleh kehidupan yang abadi di alam yang fana ini. Duduk dengan nyaman dan meminta surga itu tidak mungkin! Aku tidak seberani itu meminta surga dengan duduk nyaman. (Baiduzzaman Said Nursi)”

 

Disamping napak tilas sejarah Turki Utsmaniyah dan kisah perjuangan Said Nursi, novel ini juga menghadirkan cita rasa keindahan traveling di negeri Turki serta romansa cinta manusia. Perjalanan Fahmi untuk menapak tilas sejarah islam membawanya hadir di tempat-tempat indah seperti sudut-sudut kota Istanbul, masjid Aya Sofia, museum Jalaluddin Rumi, kedai kopi Tahmis Kahvesi, danau Egirdir hingga kota cinta Konya. Membaca buku ini juga sedikit-sedikit akan jadi referensi kalo mau trevelling ke Turki, hehe. Eits, tak lupa kisah cinta yang dibalut nuansa islam khas Kang Abik sangat mengagumkan. Saya sampai berkaca-kaca ketika membaca ending-nya, ehehe. Ujung kisah yang tak terduga pasti akan membuat pembaca merinding, apalagi dengan keshalihan para tokohnya yang membuat kita bercermin bahwa dengan segala kelebihan yang kita miliki, kita harus selalu rendah hati dan bertakwa memohon ridho-Nya karena Dia yang maha membolak-balik hati dan jiwa.

Overall, saya sangat bersyukur ada novel sejarah roman yang berkualitas seperti Api Tauhid ini, dan saya sangat excited membacanya sampai selesai, hehe. Beberapa kritik mungkin ada beberapa typo yang membuat agak bingung di tengah-tengah cerita. Secara umum, novel ini sangat cocok bagi pembaca yang gemar menyelami sejarah, tapi bagi pembaca awam pun menyelami dunia Turki akan sangat menyenangkan. Ada sebuah quote juga di buku ini tapi saya lupa yang mengucap siapa, hehe. “Barang siapa melupakan sejarah, niscaya suatu saat dia akan jatuh pada kesalahan yang sama seperti masa lalu.” Nah jadi membaca buku ini akan sangat banyak manfaatnya, hehe sarat makna tentang pelajaran kehidupan dan islam.  Oiya, Baiduzzaman Said Nursi ini hidup di era yang hampir sama dengan Syaikh Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdatul Ulama) dan KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), tentu kita semua tahu besarnya sumbangsih NU dan Muhammadiyah bagi Indonesia, saya harap suatu saat akan ada novel atau buku berkualitas yang menceritakan dua tokoh ini, hehe. Sungguh tanah air yang kita cintai ini pasti juga memiliki sejarah panjang islam yang memiliki sejuta makna.

 

Septian Ananggadipa

Jakarta, 31-12-2015

 

Sumber gambar :

https://hello-athira.blogspot.com

http://wishestrumpet.com/5-quotes-by-said-nursi-99557/

http://d.risalehaber.com/news/

http://hdwallpaperbackgrounds.net/

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun