Kegagalan kedua tidak membuat Sutanto mundur. Dengan segala keberanian dan pengetahuan yang sudah ia peroleh, ia membuka warteg ketiga pada tahun 2005. Namun, sekali lagi, warteg ketiga harus mengalami nasib yang sama. Bangkrut. Kegagalan berturut-turut ini memukul mental Sutanto, namun ia tidak mau menyerah begitu saja. Ia memutuskan untuk kembali merenung dan mencari tahu apa yang sebenarnya salah dengan usahanya.
Pada saat itu, Sutanto merasa sangat kecewa dan frustasi. Namun, di saat-saat sulit itulah ia mulai menyadari satu hal penting—kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi sebuah pelajaran berharga untuk menjadi lebih baik. Setelah melakukan evaluasi mendalam, Sutanto menyadari bahwa salah satu kunci utama untuk kesuksesan adalah ketekunan, serta kemampuan untuk belajar dari setiap kegagalan.
Setelah mengalami tiga kali kebangkrutan, Sutanto mulai merencanakan langkah baru untuk memulai usaha warteg yang lebih matang. Dengan pengalaman yang telah ia kumpulkan dan modal yang lebih baik, Sutanto memutuskan untuk membuka warteg keempat pada tahun 2008. Kali ini, ia lebih berhati-hati dalam memilih lokasi, mengelola keuangan, dan memperhatikan setiap aspek usaha dengan cermat. Ia juga belajar untuk berinovasi dalam menu dan pelayanan untuk membedakan warteg miliknya dengan warteg lainnya.
Usahanya mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Pelanggan mulai datang kembali, dan warteg Sutanto menjadi semakin dikenal. Tidak hanya itu, Sutanto juga memperkenalkan beberapa cabang baru untuk memperluas jangkauannya. Kini, warteg Sutanto memiliki tiga cabang yang tersebar di berbagai lokasi strategis di kota Bandung. Cabang-cabang tersebut semakin berkembang pesat, dan Sutanto berhasil menciptakan sebuah merek yang diakui oleh banyak orang sebagai tempat makan yang enak dan terjangkau.
Keberhasilan Sutanto dalam mengelola tiga cabang warteg ini tidak lepas dari kerja kerasnya yang tiada henti. Ia belajar untuk selalu menjaga kualitas makanan, meningkatkan pelayanan, serta memperhatikan kebersihan dan kenyamanan pelanggan. Sutanto juga sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya, karena ia tahu bahwa tanpa tim yang solid, tidak mungkin sebuah usaha bisa berkembang dengan baik.
Sutanto menikah dengan seorang wanita bernama Yuliani yang berasal dari Bandung. Yuliani adalah sosok pendamping yang selalu mendukung Sutanto dalam setiap langkahnya. Mereka dikaruniai dua orang anak yang menjadi sumber kebahagiaan bagi keluarga mereka. Meskipun sibuk dengan usaha wartegnya, Sutanto selalu meluangkan waktu untuk keluarga dan memberikan perhatian penuh kepada anak-anaknya. Baginya, keluarga adalah segalanya dan kesuksesan yang diraihnya tidak akan berarti tanpa dukungan dari mereka.
Sutanto juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan dermawan. Meskipun kini sudah memiliki usaha yang sukses, ia tetap menjaga sikap sederhana dan tidak melupakan asal-usulnya. Ia sering terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar, seperti memberikan bantuan kepada anak-anak yatim dan keluarga kurang mampu.
Â
Sutanto memiliki filosofi hidup yang sangat kuat: "Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah langkah menuju kesuksesan." Ia percaya bahwa setiap kegagalan adalah pelajaran berharga yang akan membimbing seseorang untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Kegagalan yang ia alami dalam usaha-usaha wartegnya tidak membuatnya putus asa, melainkan semakin memotivasi untuk bangkit dan berusaha lebih keras lagi.
Dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat yang tak pernah padam, Sutanto berhasil membangun tiga cabang warteg yang sukses di kota Bandung. Ia membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat dan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan, siapa pun bisa meraih kesuksesan, meskipun dimulai dari titik yang sangat rendah.
Perjalanan hidup Sutanto adalah sebuah cerita tentang perjuangan, kegagalan, dan kesuksesan. Dari seorang pemuda yang hanya memiliki pendidikan dasar hingga menjadi pengusaha sukses dengan tiga cabang warteg di kota Bandung, Sutanto telah menunjukkan bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah. Namun, dengan semangat pantang menyerah, kerja keras, dan sikap yang rendah hati, Sutanto berhasil mewujudkan impiannya dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.