Mohon tunggu...
Septiana Delaseniati
Septiana Delaseniati Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Menjadi apa adanya aku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sadar Dirilah

26 Februari 2014   23:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Terus belajar dan membuka diri untuk menjadi lebih baik adalah sebaik2nya kehidupan. Tetapi menyadari keterbatasan diri adalah jauh lebih baik dari semua kebaikan yang ada. Bukan karena mengharapkan pemahaman orang lain terhadap siapa diri kita apa adanya. Tetapi lebih kepada kesadaran bahwa memang sebatas itulah kemampuan yang kita miliki.

Melihat dan belajar dari kelebihan yang dimiliki orang lain sangat berguna untuk mengembangkan kemampuan dan potensi diri kita. Tetapi mencoba menjadi sosok orang lain karena rasa iri dan kecemburuan atas kelebihan yang dimilikinya justru akan menghancurkan diri sendiri.

Menjadi diri apa adanya dengan menyadari keterbatasan diri justru lebih menjadikan diri kita istimewa dan unik saat diperhadapkan dan diperbandingkan dengan kelebihan orang lain. Karna didalam kelebihan yang dimilikinya, belum tentu dia memiliki kemampuan yang kita miliki sebagai kemampuan utama kita.

Bila ingin mendapatkan seluruh perhatian dan menjadikan diri sebagai pusat perhatian orang lain atau seseorang yang kita istimewakan, bukan berarti kita harus memaksakan diri menjadi seperti yang dia kagumi atau ingkan. Tetapi lebih kepada bagaimana kita menjadi diri sendiri yang mampu mengimbangi kemampuannya dan pada akhirnya menjadi fokus sentral perhatiannya.

Pada akhirnya adalah.............sadari kemampuan dan bakat diri yang kita miliki sebagai kekuatan dan kelemahan diri kita. Bukan karena kita ada dan bergaul dengan kalangan pelukis, kita juga harus menjadi pelukis, tetapi bagaimana kita mampu memahami dunia lukisan yang menjadi kemampuan mereka.

Hidup ini adalah pilihan dan keseimbangan. Bukan keharusan dan menjadikan. Karna kita tidak akan pernah bisa memaksakan diri kita untuk memiliki kemampuan yang memang bukan menjadi talenta yang dianugerahkan kehidupan buat kita.

Jadi, fahami diri dan liatlah kedalaman diri sendiri lebih dulu untuk kemudian mulai memilah dan memilih, apakah aku bisa dan layak berada bersama2 dengan orang2 yang memiliki kemampuan dan berpusat pada kemampuan itu. Ataukah aku harus tau diri bahwa aku bisa berada di antara mereka, tetapi bukan menjadi pelaku seperti mereka. Melaikan hanya sebagai penikmat dan pengembira bersama2 mereka.

Berhentilah memaksakan diri. Karna kamu akan hancur dan ditertawakan dengan semua hasil yang kamu peroleh.

Sadar dirilah dan jadilah diri sendiri pada waktu dan tempat yang tepat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun