Mohon tunggu...
septiambar
septiambar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja Sosial

Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Bullying dan Kesehatan Mental

13 Maret 2020   08:15 Diperbarui: 13 Maret 2020   08:09 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, menyikapi kejadian tersebut tentu kita berfikir bahwa orang dewasa dengan latar belakang profesi yang lekat dengan pendidikan juga tidak bisa terhindar dari tindakan bullying.  Terkadang orang dewasa lebih mudah untuk menunjukan reaksi saat menerima perlakuan buruk kepadanya.  Setiap individu pastilah memiliki kemampuan yang berbeda. Jelas hal ini terkait dengan kondisi mentalnya, apakah sehat atau sebaliknya?

Pemateri KulWap juga memaparkan tentang hubungan antara perilaku bullying dengan kesehatan mental. Seseorang yang memiliki maslaah kesehatan mental beresiko untuk di bully, dan sebaliknya orang yang terkena bullying akan beresiko mengalami masalah kesehatan mentalnya. Disebutkan bahwa kesehatan mental menurut WHO adalah kondisi kesehatan di mana individu menyadari potensi yang dimilikinya, dapat mengatasi tekanan hidup sehari-hari, produktif dalam bekerja, dan mampu berkontribuso untuk masyarakat. Dan tindakan bullying ini, jelas dapat mempengaruhi kesehatan mental, kesejahteraan emosi, dan perkembangan identitas seseorang  (CPMH UGM).

Pada materi kulwap juga disampaikan beberapa pandangan oleh para ahli tentang hubungan Bullying dan Masalah Kesehatan Mental, diantaranya :

"Bullying mempengaruhi sifat seseorang di masa depan. Kerusakan psikologis ini akan tetap menetap di anak-anak yang pernah menjadi korban bully. Setelah menjadi manusia dewasa, orang-orang yang saat masih kecil pernah menjadi korban bully mengatakan bahwa mereka memiliki gangguan kecemasan, mudah panik, depresi, dan keinginan untuk bunuh diri" (Dr. William Copeland, Duke University New Carolina)

"Ada perubahan fisik struktur otak pada anak mengalami bullying secara regular yaitu caudate dan putamen yang berkaitan dengan fungsi memori dan kemampuan belajar. perubahan fisik struktur otak ini dapat meningkatkan resiko untuk mengalami masalah kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan" (Quinlan & Barker, 2018)

Dari rujukan tersebut, salah satu slide materi menyimpulkan bahwa bullying dan masalah kesehatan mental menimbulkan gangguan kecemasan, depresi, self Esteem rendah, masalah keberhargaan diri, perilaku menyakiti diri dan bunuh diri (CPMH UGM).

Bullying dan kesehatan mental sangat berkaitan erat, jika kita tidak berusaha untuk ikut berperan dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif dan nyaman, paling tidak kita ikut berupaya untuk belajar memahami apa sebenarnya bullying.

Sebagai seorang individu kita berkewajiban untuk terus membuka wawasan terkait dengan bullying, baik berusaha memahami, mengerti, dan ikut terlibat menggerakan hati masyarkat dengan mengedukasi mereka tentang bahaya bullying. dengan begitu kita juga berkewajiban untuk selalu sehat jiwa dan mental, agar apa yang kita usahakan juga terarah dan ada landasannya.

Kondisi masyarakat sekarang sedang butuh orang-orang yang tetap sehat mental, terutama orang tua. Agar lahir generasi yang sehat  dan berkarakter. Sungguh peran orang tua dalam perkembangan anak-anak adalah yang utama. Tetap ikhtiar selalu kita jalankan, dengan terus memohon petunjuk kepada Allah sang pemilik kehidupan.

Septi Ambar

Founder Komunitas Ibu Peduli Bullying

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun