Â
Oleh : Septi Ambar
Mencegah bullying itu tentang bagaimana menciptakan sebuah lingkungan yang nyaman, saling menghargai satu dengan yang lain. Saling hormat menghormati, jika seluruh lapisan masyarakat tidak menyadari dan memahami tentang dampak yang ditimbulkan akan berimbas kepada banyak pihak. Tidak hanya korban saja, atau pelaku saja, atau saksi saja tetapi semua yang terlibat baik secara langsung atau tidak.
Anggapan bullying adalah kenakalan biasa dan iseng sungguh sangat melukai hati masyarakat yang peduli dengan bullying. Tidak seharusnya ada statment seperti menganggap bullying adalah hal lumrah. Seperti berita yang hari ini terpampang pada halaman sebuah surat kabar. Pihak sekolah yang harapannya bisa menjembatani kasus bullying yang terjadi, justru mengeluarkan statement yang sangat miris, "Hanya iseng saja!"
Padahal jika dilihat dari video yang viral beredar di semua lini sosial media, sangat jelas si korban yang menurut sumber berita adalah anak berkebutuhan khusus diperlakukan sangat kasar dan tidak manusiawi.
Harusnya sebagai pihak yang diharapkan mampu memberikan solusi justru malah melukai rasa kemanusiaan.
Janganlah anggap remeh tentang perilaku bullying. Hal itu nyata, fakta dan jelas dampaknya!
Paradigma masyarakat kita yang masih menganggap bahwa bullying adalah sesuatu yang wajar merupakan bentuk keprihatinan.
Isu bullying di beberapa negara menjadi isu hangat dan urgent untuk segera di atasi. Seluruh lapisan masyarakat bahu membahu mencegah terjadinya bullying di negara mereka.
Berbeda! Di negeri tercinta kita ini justru semakin hari semakin banyak kasus bullying. Tidak hanya yang viral di sosial media saja, bahkan yang tidak terendus publik pun sangat banyak.
Upaya pemerintah kita memang sudah ada bentuknya, sepeti anjuran penerapan kurikulum anti bullying, sekolah ramah anak, atau program sejenisnya. Hanya saja hal tersebut masih dalam tatanan wacana, toh jika sudah dipraktekan masih sangat jauh dari harapan.
Perlu dan sangat perlu untuk mencari formula yang tepat untuk mengatasi permasalah yang serius ini.
Bentuk usaha untuk mencegah bullying ini semisal dibuat sebuah sistem atau formula yang bisa menciptakan suasana yang akrab saling menyayangi antar teman dan menghargai.
Jelas!
Ini PR juga buat kita sebenarnya, sebagai orang tua, sebagai warga masyarakat. Pada kenyataannya banyak contoh nyata sebuah sekolah yang sudah menerapkan kurikulum anti Bullying yang hebat tapi tetap saja dalam prakteknya jauh dari harapan. Para pelaku kebijakan ini masih belum bisa mempraktekan dan meresapi apa yang menjadi tujuan kurikulum dibuat.