Mohon tunggu...
septiambar
septiambar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja Sosial

Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dolanan Anak untuk Pendidikan Karakter

22 Maret 2016   08:33 Diperbarui: 22 Maret 2016   08:56 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa anak-anak adalah masa pembentukan karakter. menurut para ahli bahwa usia 0-7 tahun adalah masa dimana seorang anak bisa berkembang pesat tergantung simulasi dan pengaruh pendidikannya. Menurut UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO usia anak dibatasi hingga usia 18 tahun dan belum menikah. faktor yang mempengaruhi batas usia anak adalah pertumbuhan fisik, psikososial, perkembangan anak, karakteristik anak, dan kesehatan anak. sedangkan untuk kategori usia sekolah dibagi menajdi usia prasekolah, usia sekolah, remaja, awal usia dewasa, dan dewasa.

karakter seorang anak ditentukan oleh pengaruh lingkungan disekelilingnya, orangtua, keluarga, guru, teman sepermainan, dsb. tetapi pengaruh paling besar adalah ditengah keluarga. karakteristik anak diperoleh dari pemodelan yang didapatkannya. konon ceritanya otak anak itu seperti komputer yang supercanggih berapa milyar sel otak bekerja pada usia pertumbuhan itu. semakin banyak stimulus yang diperoleh maka semakin maksimalah kemampuan anak untuk semua bidang. Issue dilingkup pendidikan yang sering digembor-gemborkan beberapa waktu belakangan ini adalah tentang pendidikan karakter.  Pendidikan karakter menjadi target utama kebijakan pemerintah dalam upaya memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter dirasa urgent untuk dipulihkan dan diperbaiki. sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi berupaya keras untuk mewujudkan perbaikan karakter melalui proses pedidikan di sekolah. hampir seluruh kegiatan pembelajaran sebisa mungkin disisipkan penanaman karakter unggul untuk siswa.

upaya sekolah dalam menanamkan karakter mungkin selaras dengan program pemerintah, akan tetapi pernahkan kita berfikir bahwa sebenarnya banyak hal yang bisa kita usahakan dalam upaya menanamkan karakter pada anak. salah satunya yaitu mengenalkan kegiatan permainan/dolanan anak. dolanan anak menurut saya adalah salah satu kebudayaan Indonesia yang sangat bernilai tinggi, selain menjadi warisan budaya dolanan anak juga salah satu cara mendidik yang baik.

masih segar dalam ingatan saya beberapa jenis dolanan anak yang menjadi dolanan favorit, diantaranya adalah permainan gobak sodor, petak umpet, unclang, bendthik, kekeran, jamuran, jonjang, kasti dan masih banyak lagi. semua jenis permainan itu jika kita kupas satu persatu hampir semua bisa menanamkan karakter untuk anak. semisal gobak sodor, adalah permainan tim. permainan ini biasanya diikuti oleh 5 orang untuk satu tim. gobak sodor bisanya dilakukan oleh dua tim sehingga berjumlah 10 orang. biasanya dilakukan ditanah yang lapang berukuran kurang lebih 5x3 m. permainan ini mengajarkan karakter sportif, jujur, kerjasama tim, saling dukung, merasa senasib dalam memperjuangkan kepentingan tim. Jejamuran adalah dolanan anak yang biasanya dilakukan ditengah malam dibawah sinar bulan purnama dihalaman rumah, hampir seluruh anak keluar rumah untuk ikut bermain. Suasana bulan purnama yang terang menambah keakraban teman sepermainan.

Beberapa waktu belakang ini banyak upaya dari beberapa pihak yang peduli akan kelestarian dolanan anak dengan mengadakan event-event yang menarik, mencoba mengenalkan ke masyakarat tentang keberadaan dolanan ini. Sasaran paling utama sebenarnya anak-anak yang hidup di era teknologi sekarang. Tidak bisa dipungkiri bagaimana perkembangan teknologi mengikis kebiasaan, kelesatarian budaya kita. Hampir kita temui disetiap sudut tempat umum anak-anak asyik berkutat dengan gudjet yang super canggih, tempat makan, tempat bermain, rumah sakit, mall, bioskop, dll. Bisa jadi dirumahpun sama waktu dihabiskan untuk bermain gudjet. tidak peduli dengan efek dan dampak negatif yang mempengaruhinya.

Kebiasaan bermain dan pola kebiasaan anak-anak ini sungguh jauh berbeda dijaman dulu. Anak-anak cenderung apatis dan asosial, lebih enjoy dengan layar gudjetnya. Upaya yang dilakukan oleh beberapa pihak itu sebenarnya sejalan dengan upaya pendidikan karakter yang digalakkan. Banyangan saya jika saja setiap guru atau dosen, atau pengajar bisa menjadikan dolanan anak ini menjadi model belajar atau media belajar yang menarik tentu akan sangat membantu upaya pemerintah untuk mewujudkan pendidikan karakter. Setiap guru mengenalkan jenis dolanan, kemudian bisa mempraktekannya dengan dilengkapi konsep materi yang akan diajarkan.

Misalnya saja dalam pembelajaran sains, dolanan anak ini menawarkan banyak kemudahan untuk menyampaikan konsep sains, seperti misalnya tentang permainan kasti bisa mempelajari tentang Gerak, momentum, Implus dll. Atau misal dolanan jejamuran bisa diceritakan bagaimana alam semesta sudah diatur dengan sistem tata surya yang bergerak dengan lintasan elipsnya. Anak-anak bisa bermain peran menjadi nama-nama planet venus, mars, bumi, saturnus, uranus, neptunus dan jupiter. Masih banyak lagi ide-ide hebat yang bisa kita praktekan untuk pembelajaran yang lain.

Semisal dalam pembelajaran sosial, dengan bermain anak-anak bisa semakin akrab antar teman. Kemudian bisa menumbuhkan rasa saling menghormati, menghargai, jujur, toleran dan saling membantu, bergotong-royong. Kecerdasan sosial anak juga semakin baik dan meningkat. Dolanan anak bisa menjadi alternatif cara mengajar yang keren dan inovatif. Selain kita bisa ikut melestarikan budaya warisan Indonesia, kita juga bisa menanamkan pendidikan karakter untuk anak-anak kita, sebagai penerus bangsa yang kita cintai ini.

Untuk itu mari mulai kita peduli, kenalkan anak-anak kita bagaimana bahagianya kita dulu tanpa gudjet tapi dengan dolanan anak yang menyenangkan. Meningggalkan memori hebat tentang kebersamaan dan indahnya masa kecil. Tak apalah kita sekarang terpapar pengaruh yang demikian dasyat asal kita tetap tersadar dan peduli bahwa tanah kita Indonesia adalah negara kaya dengan berbagai warisan luhur budaya yang patut kita banggakan.

Dengan tetap berikhtiar sebaik-baiknya...yukk dolanan..^_^

Salam hangat

[caption caption="foto pribadi"][/caption]Septi Ambar

Bocah ndeso yang punya mimpi...

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun