STUNTING
Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting dapat disebabkan oleh kekurangan gizi yang dialami ibu saat hamil, maupun anak pada masa pertumbuhannya.
Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usia. Jumlah besaran kasus stunting di Indonesia masih tergolong jumlah tinggi yaitu sekitar 3 dari 10 anak. Oleh karena itu, stunting masih menjadi masalah yang harus segera diatasi dan dicegah.
Namun perlu diketahui bahwa anak yang tinggi badannya di bawah rata-rata belum tentu mengalami gizi buruk. Sebab, tinggi badan bisa dipengaruhi oleh faktor genetik. Jadi jika kedua orangtuanya pendek, maka anak juga bisa mengalami kondisi yang sama.
Selain itu, perkembangan anak stunting biasanya terhambat secara signifikan. Sedangkan di sisi lain, anak yang sehat umumnya tidak mengalami keterlambatan tumbuh kembang meski bertubuh pendek.
Hal Penyebab Stunting
Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi jangka panjang (kronis). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan anak kurang gizi adalah:
• Ibu mengalami malnutrisi atau tertular infeksi selama kehamilan
• Anak tidak menerima ASI eksklusifÂ
• Kualitas gizi MPASI yang buruk
• Anak menderita penyakit yang menghambat penyerapan nutrisi, seperti alergi susu sapi atau sindrom malabsorpsiÂ
• Anak menderita infeksi kronis, seperti TBC atau cacinganÂ
• Anak mempunyai penyakit bawaan, misalnya penyakit jantung bawaan atau talasemia
Faktor peningkat stunting
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak mengalami stunting, antara lain:
• Lahir prematur
• Lahir dengan berat badan rendah
• Mengalami hambatan pertumbuhan intrauterine (IUGR)
• Tidak mendapatkan vaksin lengkap
• Hidup di bawah garis kemiskinan
• Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk dan tidak mempunyai akses terhadap air bersih
Gejala Stunting
Gejala stunting umumnya sudah terlihat saat anak berusia 2 tahun. Namun hal ini seringkali tidak disadari, atau bahkan disalahartikan sebagai perawakan pendek yang normal.
Gejala dan tanda yang dapat menandakan anak mengalami stunting adalah:
Tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan tinggi badan anak seusianya
Berat badan tidak bertambah secara konsisten
Keterlambatan tahap perkembangan dibandingkan anak seusianya
Tidak aktif bermain
Seringkali lemah
Rentan terhadap penyakit, terutama infeksi
Penting untuk di ingat
Pastikan untuk rutin mengukur berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh anak Anda di posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat. Bila hasil skrining menunjukkan pertumbuhan anak Anda tertinggal dibandingkan anak seusianya, lakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter.
Segera periksakan anak Anda ke dokter jika ia mengalami gejala penyakit yang dapat meningkatkan risiko stunting, seperti:
• Batuk lebih dari 2 minggu
• Demam atau diare berulang
• Kesulitan menyusui
• Sesak napas
Diagnosis Stunting
Dokter akan memulai diagnosis stunting dengan sesi tanya jawab dengan orang tua. Pertanyaan yang diajukan antara lain:
• Pemberian ASI dan asupan makanan anak
• Kondisi saat kehamilan dan persalinan
• Lingkungan hidup
• Vaksinasi yang telah dilakukan
Setelahnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk mencari tanda-tanda stunting pada anak. Dokter juga akan mengukur:
• Panjang atau tinggi
• Berat
• Lingkar kepala
• Lingkar lengan anak.
Anak dapat dicurigai mengalami stunting apabila rasio tinggi badan terhadap umur berada di bawah garis merah (-2 SD) berdasarkan buku KIA (kesehatan ibu dan anak).
Jika anak berisiko tinggi mengalami stunting, dokter juga akan melakukan beberapa tes penunjang untuk mengetahui penyebabnya. Pemeriksaan ini meliputi:
• Tes darah, untuk mendeteksi gangguan kesehatan, seperti tuberkulosis, infeksi kronis, atau anemia
• Tes urin, untuk mendeteksi sel darah putih dalam urin yang dapat menjadi tanda adanya infeksi
• Pemeriksaan feses, untuk mengetahui adanya infeksi parasit atau intoleransi laktosaÂ
• Ekokardiografi atau USG jantung, untuk mendeteksi penyakit jantung bawaan
• Rontgen dada, untuk melihat kondisi jantung dan paru-paru
• Tes Mantoux, untuk mendeteksi adanya penyakit TBC
Pengobatan Stunting
Pengobatan stunting adalah dengan mengobati penyakit penyebabnya, memperbaiki asupan gizi, memberikan suplemen, dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Berikut tindakan yang dapat dilakukan dokter:
• Mengobati penyakit yang mendasarinya, misalnya memberikan obat anti tuberkulosis jika anak menderita TBC
• memberikan suplemen vitamin A, zinc, zat besi, kalsium dan yodium
• Memberikan konseling kepada orang tua untuk memenuhi kebutuhan gizi anak
Keberhasilan penanganan stunting pada anak juga sangat bergantung pada upaya orang tua dan keluarga. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah:
• Memberikan nutrisi yang tepat dan lengkap melalui MPASI atau makanan pokok, berupa makanan kaya protein hewani, lemak dan kalori
• Bawalah anak Anda untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter jika ia menderita penyakit kronis
• Periksa tinggi dan berat badan anak secara rutin
• Meningkatkan sanitasi di rumah dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mewujudkan keluarga sehat
Komplikasi Stunting
Jika tidak ditangani dengan baik, stunting dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan anak. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
• Gangguan perkembangan otak yang mengganggu proses belajar dan menurunkan prestasi masa depan anak
• Penyakit metabolik di usia dewasa, seperti obesitas dan diabetesÂ
• Sering sakit dan mudah tertular
Cara Pencegahan Stunting
Pencegahan stunting adalah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
• Penuhi asupan nutrisi yang cukup sebelum merencanakan kehamilan dan selama hamilÂ
• Mencukupi asupan nutrisi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak pembuahan sel telur hingga anak berusia 2 tahun
• Berikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
• Membaca buku KIA untuk mengetahui pedoman menyiapkan asupan makanan yang tepat untuk anak
• Melakukan pemeriksaan rutin di posyandu untuk memantau tahapan tumbuh kembang anak
• Pastikan anak menerima imunisasi lengkap
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya