Mohon tunggu...
Septia Amelia
Septia Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka melakukan kegiatan yang bermanfaat dan mencoba sesuatu yang baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori perkembangan moral

21 Januari 2025   10:31 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:31 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg adalah 

1. Tingkatan Pra-Konvensional

Pada tingkatan ini, moralitas didasarkan pada konsekuensi langsung dari tindakan dan kepentingan pribadi. Biasanya terjadi pada ana

Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Ketaatan

Perilaku dianggap benar jika menghindari hukuman. Anak-anak mematuhi aturan karena takut dihukum, bukan karena memahami nilai moralnya.

Contoh: Anak

Tahap 2: Orientasi Hedonisme dan Kepentingan Pribadi

Perilaku din

Lanjutan

2. Tingkatan Konvensional

Pada

Tahap 3: Orientasi Kesepakatan Sosial dan Hubungan Antarpribadi

Bahaya

Contoh:

Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban

Moral

Contoh

3. Tingkatan Pasca-Konvensional

Pada tingkatan ini, moralitas didasarkan pada prinsip-prinsip etika yang universal. Tidak semua orang mencapai tingkatan ini.

Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial

Individu memahami bahwa hukum dan aturan adalah kesepakatan sosial yang dapat diubah jika tidak lagi adil atau tidak melindungi hak individu.

Contoh: Seseorang mendukung perubahan hukum ya

Tahap 6: Orientasi Prinsip Etis Universal

Moralitas didasarkan pada prinsip-prinsip universal seperti keadilan, kesetaraan, dan hak asasi manusia, meskipun bertentangan dengan hukum atau norma masyarakat.

Contoh: Seseorang menolak perintah yang tidak meskipun berisiko tinggi

Ciri Utama Teori Kohlberg

Bersifat Universal: Kohlberg

Progresif: Setiap individu

Berfokus pada Penalaran Moral

Teori ini banyak digunakan untuk memahami perkembangan moral dalam pendidikan, hukum, dan psikologi, meskipun juga mendapat kritik karena dianggap terlalu fokus pada penalaran rasional dan mengabaikan aspek e.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun