Mohon tunggu...
Septia Amelia
Septia Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka melakukan kegiatan yang bermanfaat dan mencoba sesuatu yang baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial-emosional

21 Januari 2025   09:31 Diperbarui: 21 Januari 2025   09:31 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial-emosional

Lingkungan dan budaya memiliki peran penting dalam perkembangan sosial-emosional individu. Berikut adalah penjelasan mengenai pengaruh keduanya:

1. Peran Lingkungan

Lingkungan mencakup keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat. Elemen-elemen ini membentuk cara seseorang berinteraksi dan memahami emosi.

Keluarga:

Keluarga adalah lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan sosial-emosional. Pola asuh orang tua, seperti dukungan emosional, disiplin, dan kasih sayang, membentuk rasa percaya diri dan kemampuan regulasi emosi anak.

Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kasih sayang cenderung memiliki keterampilan sosial yang baik.

Sekolah dan Teman Sebaya:

Interaksi dengan teman sebaya membantu anak belajar berbagi, bekerja sama, dan mengelola konflik.

Guru juga berperan dalam memberikan dukungan emosional dan menjadi model perilaku sosial yang positif.

Lingkungan Fisik dan Sosial:

Faktor-faktor seperti keamanan lingkungan, akses ke fasilitas pendidikan, dan komunitas yang mendukung mempengaruhi perkembangan emosional seseorang.

2. Peran Budaya

Budaya mempengaruhi nilai, norma, dan cara individu mengekspresikan emosi serta berinteraksi dengan orang lain.

Norma Ekspresi Emosi:

Budaya menentukan bagaimana emosi dapat mengungkapkan. Misalnya, budaya Barat cenderung mendorong ekspresi emosional secara langsung, sementara budaya Timur cenderung mengutamakan pengendalian diri dan harmoni.

Nilai Kolektivisme vs Individualisme:

Dalam budaya kolektivis (misalnya, Asia), hubungan sosial dan keharmonisan kelompok lebih diutamakan. Sedangkan dalam budaya individualis (misalnya, Amerika), kemandirian dan ekspresi pribadi lebih dihargai.

Pandangan tentang Kesuksesan Sosial:

Budaya juga membentuk standar kesuksesan sosial-emosional, seperti cara mendefinisikan keberhasilan, kebahagiaan, dan hubungan interpersonal.

Interaksi Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya saling berinteraksi dalam membentuk pengalaman sosial-emosional seseorang. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan perkotaan yang multikultural mungkin memiliki pemahaman yang lebih luas tentang keberagaman emosi dan perilaku dibandingkan anak dari komunitas homogen.

Kesimpulan

Lingkungan dan budaya memberikan landasan bagi perkembangan sosial-emosional melalui pengalaman sehari-hari, pola interaksi, dan norma yang diterapkan. Dukungan yang sehat dari lingkungan dan pemahaman tentang budaya dapat meningkatkan kemampuan sosial-emosional seseorang secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun