Mohon tunggu...
Septia saufa tasya kamila
Septia saufa tasya kamila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia

Love yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri untuk Negeri

21 Oktober 2021   15:22 Diperbarui: 21 Oktober 2021   15:55 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis:

Dr. Ira Maerani S.H, M.H(Dosen FH UNISSULA)

Septia Saufa Tasya Kamila(Mahasiswa Ilmu Pendidikan dan Keguruan)

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang mayoritas agamanya Islam maka tak asing lagi mendengar kata Santri. "Santri adalah orang-orang yang ikut kyai, apakah dia belajar di pesantren atau tidak, tapi ikut kegiatan kyai, manut (patuh) kepada kyai. Itu dianggap sebagai santri walaupun dia tidak bisa baca kitab, tapi dia mengikuti perjuangan para santri"- K.H. Ma'ruf Amin di lansir NU Online.

Santri itu seperti paku, paku yang bisa menyatukan dua batang kayu dimana ketika seorang santri pulang ke daerahnya santri diharapkan bisa menjadi penengah di masyarakat. Seperti ketika terjadi perseturuan atau penyimpangan kepercayaan maka santri datang menjadi pelurus di masyarakat. Santri di didik oleh kyai di pesantren dengan nilai agama yang sangat kental.

Santri bukan hanya perihal tentang sarung dan peci, jiwa santri berada dalam hati dimana santri dapat menghadapi suatu permasalan agama. Bukan berarti yang bukan berpeci tidak santri. Karena sesungguhnya santri melingkupi lapisan masyarakat yang juga belajar dari kyai.

Santri memiliki peran penting dalam masyarakat yaitu santri berperan sebagai seorang penengah diantara perdebatan masyarakat. Peran santri dalam hal rohani adalah berdoa untuk keselamatan bangsa dan berdoa untuk negara.

Santri memiliki peran penting dalam negri, karena santri menjadi generasi yang ber akhlakul kharimah yang dapat melahirkan generasi-generasi penerus bangsa. 

Karena seorang santri memiliki semangat perjuangan dan doa yang diwariskan para kyai menjadi inti dalam kesiagaan santri dalam berkhidmah untuk negeri dan santri memiliki komitmen  menjaga agama, bangsa, dan negara.

Santri siaga jiwa raga mengedepankan aksi dan kolaborasi , kebersamaan akan menciptakan kerukunan dan harmonisasi indah yang bermuara pada cinta dan kasih sayang,  kebersamaan menjadi satu ciri dan kekuatan santri , semangat santri seperti bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lain.

Sudah jelas santri bukan hanya belajar ilmu agama pada kyai tapi juga mengabdi pada agama, bangsa dan negara, karena sesungguhnya sebaik-baiknya ilmu adalah di amalkan. seperti hadist yang berbunyi "Barangsiapa yang mencari ilmu(agama) untuk diamalkan, maka allah akan terus memberi taufik padanya. sedangkan barangsiapa yang mencari ilmu, bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu hanya sebagai kebanggaan(kesombongan)" (Hilyatul auliya; 2:378)

Maka dari itu jadilah santri yang berakhlakul karimah, yang bisa mengabdi kepada masyarakat, dan tetap memegang teguh keimanan yang telah ditanam dalam pesantren.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun