Mohon tunggu...
Septi Wulandari
Septi Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - PEMBELAJAR

"Dimanapun Kapanpun dan dengan Siapapun adalah Belajar"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Larangan Perayaan V-Day

14 Februari 2015   06:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:13 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar ini diambil dari http://www.jomrileks.com/sejarah-asal-usul-hari-valentine-haram/

Menjelang tanggal 14 Februari, sejumlah kota di Indonesia melakukan berbagai penolakan dan larangan mengenai perayaan Hari Valentine (V-Day) yang jatuh tepat esok hari. Hal ini dikarenakan perayaan V-Day itu bukanlah budaya dari Indonesia melainkan dari budaya Barat yang sarat akan unsur negatif ketimbang unsur-unsur positifnya.

Di Surabaya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan mengeluarkan surat edaran tentang Pelarangan Perayaan Hari Valentine di sekolah-sekolah dan juga mengirimnya ke semua orang tua atau wali murid untuk mengawasi anak-anaknya. Pemerintah kota Surabaya melakukan ini semua sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial dan budaya Indonesia, seperti yang dilansir dalam Republika Online (ROL) hari ini.

Seperti halnya yang terjadi di Surabaya, Pemkot Padang Sumatera Barat tidak hanya melakukan pelarangan tetapi juga mengharamkan perayaan V-Day. Pemerintah juga akan melakukan razia terhadap berbagai pernak-pernik valentine, karena disinyalir beredar hadiah yang berupa alat kontrasepsi (kondom). Tentu saja hal ini terlihat begitu ekstrem. Namun ini dilakukan karena tidak sesuai dengan etika dan norma orang timur.

Selain pelarangan dari pemerintah, sejumlah siswa-siswi SMP, SMA, dan Mahasiswa disejumlah wilayah di Indonesia juga melakukan penolakan terhadap perayaan V-Day yang dilakukan dengan melakukan orasi dan pembagian stiker yang bertuliskan “Say no and never to valentine”.

Melihat berbagai reaksi dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia tersebut dengan menolak perayaan V-Day, tentu memunculkan sejumlah pertanyaan;

Pertama, Sebenarnya V-Day itu apa dan seperti apa perayaannya? Apakah benar sarat dengan berbagai unsur negatif?

Kedua, Mengapa Hari Valentin itu dilarang dan bahkan haram untuk dirayakan?

Sejarah V-Day...

Hari Valentine atau Valentine’s Day berasal dari tradisi Kristen Barat dan merupakan tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno yang dipenuhi dengan legenda, mitos dan penyembahan berhala. Selanjutnya mengenai asal mula dari perayaan V-Day itu sendiri terdapat banyak versi. Namun yang paling populer yakni mengenai kisah dari Santo Valentinus yang hidup pada masa Kaisar Claudius II. Dan dalam kisah itupun juga ada beberapa versi yakni;

Versi pertama, diceritakan bahwa Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma perang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua, diceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.

Apabila ingin membaca cerita asal mula adanya perayaan Valentine’s Day dapat dibaca lebih lanjut pada sumbernya yakni; http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Kasih_Sayang dan https://www.facebook.com/notes/info-jakarta-online/merayakan-valentine-day-haram-bagi-umat-islam-loh-klik-disini-dan-sebarkan/10150163647804913

Merayakan V-Day Boleh Ngak Sih???

Mengenai apakah V-Day sarat dengan unsur negatif atau tidaknya itu sesuai dengan bagaimana merayakannya. Apabila dilakukan dengan berbagai kegiatan positif seperti berbagi kasih sayang dengan bakti sosial di panti-panti jompo atau di berbagai yayasan kanker tentu hal tersebut merupakan hal yang positif. Tetapi jika dalam main set telah mengartikan bahwa dalam perayaan V-Day itu dirayakan dengan kekasih dan bebas melakukan apapun dihari itu dengan mengorbankan diri tentu hal tersebut merupakan hal yang negatif.

Menurut sejarahnya, di Barat perayaan V-Day dilakukan dengan mengirim bunga, coklat, dan kartu ucapan untuk orang-orang yang disayangi baik orang tua, adik-kakak, guru, jadi tidak hanya untuk pasangannya. Dan dimanfaatkan pula sebagai moment untuk menyatakan perasaannya kepada orang yang dicintainya. Selain itu di Barat juga mengartikan bahwa perayaan V-Day sebagai hari dimana pasangan-pasangan kencan boleh melakukan apa saja yang mereka inginkan bahkan menginap di hotel-hotel dan penginapan-penginapan. Karena hal tersebut di Barat merupakan hal yang lumrah.

Melihat hal tersebut tentu budaya Barat sangat jauh berbeda dengan budaya Timur. Dimana mereka bisa bebas melakukan apapun yang mereka inginkan dan tidak adanya norma-norma yang mengikat, sedangkan di Indonesia sebagai bangsa Timur dan juga mengakui adanya norma-norma serta religiusitas tentu kita tidak boleh merayakan V-Day seperti halnya yang dilakukan di Barat.

Tetapi, menurut saya sebaiknya di Indonesia itu lebih baik tidak merayakan V-Day. Mengapa??? Bukan karena ingin mendiskriminasi umat non-muslim (karena perayaan V-Day adalah perayaan dari umat kristiani) tetapi karena tidak sedikit bangsa Indonesia saat ini itu terlalu ke Barat-Baratan. Banyak dari mereka yang mencontoh perilaku bangsa Barat tanpa memfilter terlebih dahulu hal tersebut agar sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Hal ini tentu berakibat pada hilangnya karakter dari suatu bangsa.

Saat ini saja, di Indonesia sudah mulai merebaknya free seks, narkoba, dan minum-minuman keras. Selain itu yang mudah dilihat yakni cara berpakaian mereka. Kini banyak yang tak malu lagi memakai pakaian mini-mini dan terbuka hingga memperlihatkan belahan dada. Yang lebih parah lagi yakni banyak anak-anak muda juga sudah banyak yang melakukan layaknya hubungan suami-istri tanpa memiliki ikatan pernikahan. Sehingga berdampak pada tingginya kasus aborsi yang ada di Indonesia.

Melakukan perayaan V-Day tentu menimbulkan berbagai kekhawatiran dari berbagai pihak, oleh sebab itu banyak kalangan yang menolak perayaan V-Day dan mengeluarkan larangan. Ditambah lagi beberapa waktu lalu ada sebuah berita yang menyatakan bahwa dibeberapa penjual pernak pernik Valentine yang menjual paket coklat yang dilengkapi dengan alat kontrasepsi (kondom). Tentu hal tersebut akan merusak moral dan karakter anak bangsa. Oleh sebab itu, lebih baik untuk tidak merayakan V-Day dan apabila ingin merayakan lebih baik dirayakan dengan kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat.

Merayakan V-Day Haram???

Mengingat lagi mengenai sejarah V-Day, yakni perayaan dari tradisi Kristen Barat dan merupakan tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno yang dipenuhi dengan legenda, mitos dan penyembahan berhala. Selain itu juga sebagai penghormatan terhadap tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta yakni Santo Valentinus. Jadi perayaan V-Day itu sarat dengan muatan religius.

Sebagai umat muslim tentu kita harus berpikir secara lebih jauh dan mendalam, sebenarnya apa sih perayaan hari valentine itu. Dan setelah kita mengetahuinya bahwa perayaan hari valentine itu adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme, yang secara jelas sudah bertentangan dengan keyakinan kita apakah pantas atau tidak sepantasnya kita merayakan hari tersebut? Hal ini patut kita renungkan...,

Ingatlah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam secara tegas telah melarang kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh). Beliau bersabda, مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْBarangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” [HR. Ahmad dan Abu Daud].

Sumber; republika online

http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Kasih_Sayang

https://www.facebook.com/notes/info-jakarta-online/merayakan-valentine-day-haram-bagi-umat-islam-loh-klik-disini-dan-sebarkan/10150163647804913

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun