Mohon tunggu...
seftanusa
seftanusa Mohon Tunggu... Petani - .

Sembari menceritakan cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Taman

28 Mei 2022   00:28 Diperbarui: 28 Mei 2022   00:40 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak sadar kan diri setelah kejadian itu hingga aku koma selama 8 bulan dirumah sakit dan terbangun dalam kehampaan disuatu tempat penuh cahaya membuat ku hilang ingatan selama itu. Semua yang kuingat di masa lalu sirna

Baik keluargaku dan teman-temanku aku tidak mengingat mereka lagi bahkan mereka tidak bisa melihatku lagi dan menangisi ku sepanjang malam. Apalagi gadis taman itu yang hanya aku yang tau tentang dirinya, akhirnya sirna selamanya dari ingatan ku juga

Akhirnya aku hanya melayang di kehampaan tanpa mencintai seseorang lagi dan hanya melihat orang-orang yang bernyawa masih hidup. Dan gadis itu selalu menungguku di bangku taman dan selalu memegang setangkai bunga dan menatap kosong langit menunggu sebuah keajaiban

Dalam ingatan gadis taman itu dia masih tergeletak terbaring di bangku taman dan tak bernyawa tidak seorangpun yang tau tentang kejadian itu

Aku mencintainya hanya saja aku tidak berani mengungkapkan kata "Cinta". Aku pun menyesal apa yang telah kuperbuat dan membuat gadis taman itu selalu menunggu ungkapan kata "Cinta" dariku sampai akhir hidupnya

Sejak saat itulah aku selalu melihat dan mendengarkan gadis itu di Taman, dan mengucapkan sebuah kata "Tunggu" padaku

Sebab di malam itu juga gadis itu masih menunggu (Tunggu) ungkapan dari ku seorang pria yang selalu memberikannya bunga. Gadis itu selalu menungguku di bangku taman

Aku masih menemuinya setiap malam saat melewati taman tersebut. Meskipun aku dan gadis taman itu sudah tidak lagi berbentuk manusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun