Mohon tunggu...
Gani Septama
Gani Septama Mohon Tunggu... -

full of mystery

Selanjutnya

Tutup

Healthy

suicide

15 Januari 2011   17:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:33 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus bunuh diri di Indonesia semakin meningkat setiap tahunya.Dan tidak segan segan para pelaku bunuh diri melakukan aksinya di depan umum.Hampir sebagian kasus bunuh diri pada tahun kemarin terjadi di mall ataupun pusat perbelanjaan dimana banyak orang yang berlalu lalang.Sebenarnya apa yang menyebabkan kasus bunuh diri ini terus bertambah.Mungkin faktor paling utama adalah kemiskinan.Karena kasus bunuh diri ini meningkat seiring dengan masih banyak jumlah orang miskin di Indonesia.Mereka merasa frustasi karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya maka mereka mengambil jalan pintas dengan bunuh diri.Seperti yang kita tahu kebutuhan hidup zaman sekarang ini terus meningkat dan harganya yang semakin mahal,lihat saja bumbu penting seperti cabai saja sekarang sudah meroket harganya menjadi 100 ribu rupiah per kg.

Kenaikan harga kebutuhan hidup tidak dibarengi dengan bertambahnya lapangan pekerjaan sehingga pekerjaan tidak ada tetapi harga harga kebutuhan pokok terus meroket.Dengan keadaan seperti ini sangat tidak aneh kalau kasus bunuh diri terus meningkat.Selain itu bisa juga disebabkan hedonisme mulai menghantui masyarakat Indonesia,tayangan tayangan televisi yang super glamour terus membayangi kita.Kita selalu merasa ingin hidup mewah seperti yang ada di televisi,tetapi apa daya mereka tidak mempunyai penghasilan besar untuk memenuhi kebutuhan mewahnya dan akhirnya menjadi frustasi.Sebenarnya banyak cara untuk mencegah terjadinya kasus bunuh diri,tetapi satu yang sangat penting yaitu lebih mendekatkan diri kepada allah sehingga pikiran kita akan selalu tenang dan tidak mudah mengambil keputusan yang mengarah kepada kesesatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun