***
hai bapak sekalian,Â
ini bukanlah khayalan, tapi ini harapan.
harapan yang jauh dari lubuk hati terdalam.
izinkan kami, setidaknya kami masih bisa bermimpi bahwa Sumut akan tetap diberkahi anugerah Illahi.
saya mewakili anak-anak yang memiliki hak suara, namun tak berarah.
jangan sampai kami memandangmu hanya sekedar cerita sementara seperti status instastory yang dapat hilang dalam waktu tertentu,
jangan sampai kami lebih memilih  ber"tik-tok" ria daripada kami berperan dalam Pilkada dan tak sudi memberikan hak suara,
bapak tahu?? itu sungguh sakit tak berdarah.
sudahlah pak, saya merasa ini sudah lebih dari cukup. Sejauh ini, semua masih biasa saja.
sekarang saya belum berani jatuh cinta terhadap pilkada, saya hanya meminta, pilkada bukan hanya sekedar janji belaka. ....Â
