Bahkan, lebih gilanya lagi, Produk Reformasi malah menjadi tameng bagi masyarakat kita menjadi tidak terkendali.
Reformasi malah menjadikan masyarakat kita bersikap lebay cenderung kebablasan. Dimulai dari perilaku mencintai budaya luar dibanding budaya sendiri, bersikap semaunya-Individualis, terbiasa dengan hal instan tanpa peduli proses, mental konsumtif ketimbang produktif, sikap agresifitas yang kental dengan muatan Sara, mengagumkan Materialisme yang berpotensi Korupsi.
Tidak hanya itu, Manusia ke-kini-an mulai kehilangan esensi logika berpikir yang sesungguhnya, bahkan jauh lebih sempit dan kurang berbobot dari orang terdahulunya. Tak dapat dipungkiri, derasnya arus informasi yang ada bukan membuat manusia lebih bijak, tetapi malah terjadinya penurunan kualitas. saking pesatnya informasi yang diterima, kita terkadang sulit membedakan mana informasi yang layak konsumsi mana yang tidak, tak jarang bila belakangan ini masyarakat kita cenderung lebih sensitif dan memiliki fanatisme yang tinggi bahkan cenderung over minded.
Hal ini terjadi bisa disebabkan oleh Reformasi salah jalan. Reformasi yang dicanangkan kala itu mungkin dilatarbelakangi oleh Nafsu dari sekelompok orang yang mempunyai kepentingan, dan menganggap dirinya dan kelompoknya mampu menjalankan roda Reformasi sesungguhnya.
Namun, Faktanya ? Orang yang dulu paling Vokal menginginkan Reformasi, berteriak lantang tentang kesejahteraan rakyat, kini telah duduk manis dikursi Eksekutif, Legislatif, Yudikatif yang bertugas sebagai pemangku kebijakan dan menahkodai Kapal yang bernama NKRI.
Tapi, apa yang kini dirasakan masyarakat kita setelah di "setir" oleh pejuang reformasi itu ?
Kesenjangan sosial semakin menjadi, Â Isu Sara menjadi peluru paling ampuh dalam mematikan Persatuan dan Kesatuan, Sex bebas dan Narkoba menjadi hal yang wajar kita rasakan, kriminalitas semakin merajalela, jelas ini gambaran kecil dari Kegagalan Pemerintah dalam membawa Reformasi yang dirindukan.
Kegagalan demi kegagalan terjadi akibat dari akumulasi kengawuran dan kesalahan konsep pejabat kita pasca mereformasi bangsa, mereka keblinger untuk meletakkan batu pijakan Reformasi.
Akibatnya, mental bangsa kita pun ikut-ikutan keblinger, kita bisa melihat contoh kasus yang belakangan ini terjadi, misalnya Demi mencari untung, muncul beras plastik, tepung palsu, makanan berbahan pengawet yang berbahaya, air cucian yang digunakan sebagai es, yang terbaru Vaksin Palsu.
Belum lagi, demi memenuhi syahwatnya sang ayah tega memperkosa anaknya, anak kecil disodomi oleh guru agamanya, sesama jenis saling mencinta. Ditambah karena desakan ekonomi, seorang ayah menjual ginjalnya untuk makan keluarganya, untuk membiayai sekolahnya anak kecil terpaksa mengamen ditengah terik matahari, begal bertebaran dimana-mana, pungli, calo, kartel, rente dan sejenisnya tumbuh subur di Negara ini.
Adalagi, demi kesenangan pribadi, Pejabat mengkorupsi uang rakyat, bahkan ada pula yang memakai narkoba dan masih banyak contoh-contoh keanehan tindak tanduk masyarakat yang katanya era modernisasi ini.
Ini sebagai contoh, Ini menandakan bahwa karakter dan mental masyarakat sudah mulai rusak dan sakit. Mainsetnya hanya disetting untuk sejengkal perut tanpa memperdulikan orang lain.