Mohon tunggu...
Sepriano S.Sos
Sepriano S.Sos Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni STIA SS 2011\r\nAdministrasi Negara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa Kerja KPI?

7 Desember 2014   03:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:53 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heran ketika melihat apa sebenarnya fungsi dari sebuah pengawasan yang dibentuk, apa peranannya dan apa pula kewenangannya, Saya selalu melihat kenyataan yang terjadi di negeri ini khususnya di dunia pertelevisian, Media sebagai salah satu media pembelajaran masyarakat yang seharusnya bukan hanya memberikan hiburan semata namun juga pembelajaran dan nilai-nilai positif dari sebuah tayangan yang berkualitas, bukan malah sebaliknya, namun yang terjadi di Indonesia Media khususnya pertelevisian seakan-akan tidak pernah mengindahkan fungsi media dengan semestinya, rating dan iklan menjadi tujuan utama dari setiap stasiun televisi di Indonesia.

Jika kita sedikit melihat negara-negara berkembang lainnya, tentu kita jauh ketinggalan dari setiap program-program edukatif yang di sajikan, lalu yang menjadi pertanyaan, siapa yang mengawasi dan siapa yang memiliki kebijakan untuk mengawasi setiap tayangan yang akan di publikasikan atau disiarkan ke publik? pihak mana yang akan disalahkan jika terjadi penayangan-penayangan kontroversi dan tidak berkualitas ?, sebagaimana kita mengetahui di Indonesia kita mengenal apa itu KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), inilah badan yang mengawasi layak atau tidak nya suatu tayangan untuk di siarkan, lalu bagaimana dengan siaran-siaran yang ada saat ini ? sangat jauh dari kata layak, ya, tayangan-tayangan yang ada saat ini sangat tidak berkualitas bahkan cenderung membuat masyarakat menjadi malas, tidak kreativ dan tidak ada edukatif nya.

Banyak tayangan yang tidak berkualitas, baik itu program berita, talk show, komedi, sinetron, kuis dll, coba kita bahas salah satu nya saja, acara-acara yang tidak memiliki pesan edukatif dan cenderung kepada pembodohan publik, mulai dari menjelek-jelekkan orang lain sebagai bahan candaan, (hal ini tidak menimbulkan ke kreativan dari para aktor dan aktris) atau pun raeality-reality show dengan penonton bayaran, acara kuis yang tidak masuk akal, acara yang berbau mistis, belum lagi dengan banyak nya sinetron-sinetron tidak berkualitas dan jauh dari kata edukatif.

Kalo KPI kerja nya bener mungkin sedikit banyak nya akan berpengaruh pada perilaku sosial setiap individu masyarakat negeri ini, tapi sayang nya KPI tidak demikian, contoh nya perilaku anak didik sekolah menengah, dengan banyak nya sinetron-sinetron berlatar belakang sekolah menengah yang di tayangkan dan di tonton oleh para pelajar sehingga perilaku mereka saat belajar cenderung meniru seperti apa yang di praktekkan di sinetron, masalah-masalah yang seharusnya bukan menjadi urusan prioritas pelajar tapi malah menjadi urusan yang lebih prioritas daripada belajar, contoh nya urusan perasaan hati, asmara, percintaan, kekayaan, kecantikan, ketampanan, fashion dll, seharusnya KPI peka dengan nasib bangsa yang ada di tangan pelajar, sekolah adalah tempatnya belajar, bukan tempat mencari pacar, sekolah adalah tempat mencari ilmu. kenyataan nya di senetron-sinetron background sekolah di rubah dengan paradigma yang membuat pelajar terpengaruh dan enggan untuk belajar. masalah hati dan masalah pribadi lebih di prioritaskan daripada suasana belajar yang sebenarnya. miris memang melihat kenyataan yang ada. memang tidak semua pelajar mempunyai perilaku seperti fenomena di atas namun mayoritas pelajar mempraktekkan nya. Semoga hal ini tidak terus berlarut sehingga anak muda Bangsa ini mempunyai daya saing di bidang ilmu pengetahuan, bukan hanya menjadi penonton di negeri sendiri. semoga instansi terkait, kementrian pendidikan, kementrian pemuda olahraga. kementrian telekomunikasi informasi dan pihak-pihak terkait dapat segera mengatasi realita yang sedang terjadi di negeri ini.

Semoga kedepan nya peran KPI lebih di perketat dan di tingkatkan lagi penyaringan untuk setiap acara yang akan di tayangkan, kalo terus menerus begini, kapan negeri ini akan tersadar dan terbangun dari tidur panjang nya, kita ini adalah negeri yang kaya, mengutip dari salah satu ilmuwan Korea Selatan, "Indonesia adalah Raksasa yang sedang tidur" ya, Indonesia adalah negara yang kaya dan akan menjadi "Raksasa" atau besar ketika sumber daya manusianya mampu mengolah kekayaan alam negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun