INGIN mengisahkan suatu cerita unik nan elok, haru dan tangis, kecewa campur emosi kala duduk di bangku SMP.
Sebenarnya kisah ini tidak terlalu penting ditulis dan diketahui publik entah teman sekelas sekalipun.Â
Hanya sekedar mengisi waktu luang yang panjang; saya menulis kisah ini untuk dipublikasi dan diketahui publik.
Bahkan tulisan sederhana ini merupakan bagian terpenting melatih menulis meskipun tidak rapi selayaknya penulis profesional.
Pasalnya, penulis-penulis profesional yang mahir dalam dunia menulis kadang menilai hanya dari kualitas penulisan bukan dari pencapaian halaman naskah.
Namun, tidak mengapa, sebagai penulis pemula - yang paling terpenting sanggup menulis selagi orang kedua tidak melarang mengembang potensi menulis.
Yakobus Odiyaipai Dumupa bilang: penulis tidak hanya membutuhkan kepintaran tetapi juga keberanian untuk menulis.
Sebelum kisah ini ditulis; saya merespon pertanyaan beberapa orang yang kerap ditanyakan terkait lamanya kontributor penulis Kompasiana?
Kemarin pada tanggal 3 Desember 2022. Dimana pada waktu itu, secara kebetulan saya login halaman website Kompasiana dan pihaknya meminta masukan email.Â
Spontan masukan email, password serta melengkapi setidaknya beberapa biodata lantas data saya pun tervalidasi sebagai kontributor penulis di Kompasiana.