Mohon tunggu...
Sephia Safitri Nurllyta
Sephia Safitri Nurllyta Mohon Tunggu... Freelancer - Kesehatan masyarakat

Kesehatan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Partisipasi Warga Menjadi Faktor Penting Dalam Pengelolaan Bank Sampah Gawe Rukun

17 Januari 2020   01:35 Diperbarui: 17 Januari 2020   01:39 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menangani  pengelolaan sampah merupakan tujuan dari bank sampah namun partisipasi masyarakat menjadi faktor penting untuk mewujudkannya. Bank Sampah Gawe Rukun sudah menawarkan pengelolaan sampah, namun partisipasi warga nya masih pasang surut. Partisipasi warga untuk menjadi nasabah Bank Sampah Gawe Rukun tidak sama seperti awal bank sampah berdiri, sehingga diperlukan solusi lain supaya warga kembali semangat  dalam mengelola sampahnya.  

 

Masalah sampah di Indonesia masih menjadi pembicaraan, siapapun yang mendengar kata sampah akan berfikir tentang bau, kotor dan tidak berguna. Kota Tangerang menghasilkan volume sampah sebanyak 1400 ton/hari yang masuk ke TPA Rawa Kucing (Azrai, Ernawati, & Rizkiani, 2016).  Mengatasi sampah bisa dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya dengan bank sampah. Bank sampah mempunyai konsep pengelolaan sampah dengan mengajak masyarakat untuk ikut serta dan aktif didalamnya.

Bank Sampah Gawe Rukun Kelurahan Kunciran Indah RW 01 ini pertama di Kota Tangerang serta menjadi pelopor dan contoh dalam menjalankan sistem bank sampah. Bank Sampah Gawe Rukun ini berdiri tahun 2010 atas dasar hanya ingin lingkungan sekitarnya bersih dengan mewajibkan warganya menanam pohon.

Pengelolaan sampah di Bank Sampah Gawe Rukun, pertama dirumah masing-masing warga memilah sampah sampah kering (plastik, kertas, kardus, botol dll) dan sampah basah (sayur dan buah busuk), selanjutnya disetor ke bank sampah, ditimbang, dan dicatat. Sampah kering ditampung dan yang bernilai ekonomi akan dijual ke lapak. Sampah basah dilakukan pengolahan composting yang nantinya akan menghasilkan pupuk kompos cair dan padat.

Perilaku warga RW 01 Kelurahan Kunciran Indah dalam mengatasi sampah pasti ada yang baik dan kurang baik. Warga sudah ada yang memisahkan sampah kering dan basah dirumah nya masing-masing, yang selanjutnya disetorkan ke bank sampah untuk dijual ke lapak dan diolah menjadi kompos. Beberapa warga belum menjadi nasabah Bank Sampah Gawe Rukun dan langsung memasukan sampah ke TPS terdekat tanpa dipilah yang menyebabkan volume sampah semakin banyak.

Partisipasi warga pastinya menjadi faktor penting dalam kegiatan Bank Sampah Gawe Rukun, tanpa adanya dukungan sosial dari masyarakat bank sampah tidak akan berjalan. Dalam program lingkungan seperti bank sampah tidak akan berjalan tanpa adanya gotong-royong dari warganya, nanti siapa yang akan memilah, menyetor sampah basah dan kering, dan mengubah sampah tesebut menjadi barang yang bisa digunakan kembali apabila tidak ada orang yang berpartisipasi. Bank Sampah Gawe Rukun mempunyai tujuan selain mengatasi pengelolaan sampah, ingin merubah perilaku warga agar lebih peduli kepada lingkungannya, dan mempunyai inisiatif untuk mengelola sampah yang dihasilkan diri sendiri.

Warga yang sudah memanfaatkan Bank Sampah Gawe Rukun hanya 80%, itu disebabkan partisipasi warga yang masih pasang surut . "Karena semangat warga yang masih pasang surut sehingga terdapat penurunan nasabah yang menabung sampah," ujar Bapak Tukidi pendiri Bank Sampah Gawe Rukun.

Masih kurangnya partisipasi warga meskipun pengurus bank sampah sudah mengadakan penyuluhan tentang bank sampah, tidak sama seperti pertama kali bank sampah dimulai. Bisa jadi kurangnya partisipasi warga karena warga merasa bank sampah belum bisa menyelesaikan masalah sampah yang ada dan menganggap manfaat yang ditawarkan belum dirasakan warga ataupun warga masih merasa kurang akan manfaat tersebut.

Dari menurunnya partisipasi warga, bisa diterapkan penyuluhan kembali tentang pentingnya mengatasi sampah dan mengurangi sampah yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Selanjutnya masing-masing RT di wilayah Kelurahan Kunciran Indah menyediakan tempat sampah yang dipisah antara sampah kering dan basah untuk masing-masing rumah. Di himbau kepada warga agar keluarganya membawa tas sendiri saat belanja di pasar dan diwarung. Diadakan pelatihan agar warga semakin sadar bahwa hal kecil yang bisa kita lakukan dapat membantu mengurangi sampah yang masuk ke TPA Rawa Kucing minimal setengah nya dari 1.400 ton/hari yang masuk ke TPA Rawa Kucing.

Bank Sampah Gawe Rukun sudah menawarkan solusi untuk bisa mengatasi dan mengurangi sampah kepada warganya namun, hal tersebut tidak akan sukses apabila partisipasi warga nya masih kurang. Perlu meningkatan kesadaran warga agar mampu menyelesaikan masalah sampah yang terjadi di lingkungannya, setidaknya merubah perilaku menjadi lebih baik. Jangan sampai kedepannya sampah semakin menumpuk dan jangan sampai masalah sampah ini semakin parah. Minimal warga bisa berkontribusi meskipun hanya sedikit yang bisa dilakukan.

Penulis : Sephia Safitri Nurllyta (Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA)

Email   :  sephianurllyta@gmail.com

Sumber :

Azrai, E. P., Ernawati, & Rizkiani, S. (2016). Hubungan Persepsi Ibu Rumah Tangga Tentang Bank Sampah Dengan Partisipasi Pengelolaan Bank Sampah Gawe Rukun, Kota Tangerang. Pendidikan Biologi (BIOSFERJPB), 9(2), 60--68.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun