Dalam beberapa waktu terakhir, kita disadarkan dengan berita mengejutkan dan menyedihkan mengenai meningkatnya insiden bunuh diri di kalangan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kejadian ini tidak hanya mengejutkan tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan kesehatan mental di kalangan remaja. Artikel ini bertujuan untuk mendalami faktor yang mungkin menyebabkan maraknya kejadian tersebut. Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental remaja, seperti tekanan akademis, masalah hubungan sosial, dan ketidakpastian masa depan. Menelusuri akar masalah ini penting untuk memahami konteks di balik keputusan tragis tersebut. Dengan melibatkan ahli kesehatan mental, kita dapat mengidentifikasi solusi konkret dan membangun lingkungan yang mendukung.Â
Piaget, seorang psikologi perkembangan terkenal, tidak secara khusus mengembangkan teori tentang bunuh diri. Piaget lebih fokus pada studi perkembangan kognitif anak dan bagaimana mereka memahami dunia. Meskipun demikian pemahaman tentang perkembangan kognitif , emosional, dan sosial yang ditemukan dalam teori Piaget dapat memberikan dasar untuk kita memahami faktor yang mungkin mempengaruhi kesehatan mental individu, termasuk risiko bunuh diri. Misal pada tahap perkembangan moral dalam teori Piaget dapat memberikan wawasan tentang bagaimana individu menginternalisasi norma sosial dan nilai moral, yang dapat memainkan peran dalam pemikiran mereka terkait bunuh diri.Â
Tidak hanya dari teori piaget ada satu tokoh yang berkaitan dengan kasus bunuh diri tersebut. Sigmund Freud memiliki pandangan kompleks terhadap bunuh diri. Dalam teori psikoanalisisnya, Freud menyatakan bahwa keinginan untuk bunuh diri dapat muncul dari konflik antara insting kematian (Thanatos) dan insting kehidupan (Eros).Â
Dia percaya bahwa ketidakseimbangan antara dua insting ini dapat menyebabkan perasaan putus asa yang mendorong seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Freud juga menggambarkan cara di mana agresi dapat diputar ke dalam diri sendiri, menciptakan dorongan untuk menyakiti diri sendiri. Meskipun teori ini merupakan bagian dari sejarah pemikiran psikoanalisis, banyak ahli psikologi modern menggunakan pendekatan yang berbeda untuk memahami dan mendekati masalah bunuh diri.
Saya menemukan satu kasus yang sedang ramai di bicarakan. Saya mengutp dari sumber Teras Kabar, Sindonews, Sultengterkini, info Sulteng, Inews, dan Beritamorut.
"Karena perkara cinta monyet, siswi SMK cantik nekat gantung diri usai ditemui pacarnya".Â
SULTENG- Akhir-akhir ini memilih jalan pintas dengan gantung diri seperti menjadi trend para remaja saat ini. Kali ini seorang siswi ditemukan tewas dalam kondisi gantung diri di dalam kamarnya, Jumat (10/11/2023) sekitar pukul 0.6.00 WITA. Korban ini ber inisialkan C dengan usia masih 16 tahun. Mayat gadis berparas sangat cantik pertama kali ditemukan dalam kondisi tergantung di dalam kamarnya sendiri di lantai dua, oleh keluarganya ber inisial F yang berusia 32 tahun, di komplek perumahan BTN BTIP, Sulawesi Tengah. Iptu R, KBO Reskrim Polres Sigi dikonfirmasi mengenai insiden tersebut membenarkannya.
Kejadian tersebut pertama kali di ketahui berawal ketika F membawa sekarung beras ukuran 10 kilogram, titipan dari ayah korban untuk diberikan ke korban. Namun, korban tidak menjawab panggilan F ketika berada di depan rumah korban. Sehingga dia kembali ke rumah nenek korban untuk memberitahukan bahwa yang dituju tidak menjawab dan pintu terkunci. Sehingga, nenek korban bersama beberapa orang keluarga korban kembali mendatangi rumah korban dengan kunci cadangan. Dan saat itu mereka terkejut menemukan korban C di kamar lantai 2 dalam keadaan yang masih menggantung di besi atap kamar dengan seutas tali nilon.Â
Korban C saat ditemukan sudah meninggal dunia dengan kondisi muka membiru, dengan mata terbuka dan menjulurkan lidah. Di kasur bawah korban saat tergantung juga basah karena saluran pernapasan korban terhalang di bagian tenggorokan. Ditemukan pula selembar kertas yang berisikan sebuah wasiat sebelum gadis cantik ini memilih menggantungkan dirinya.Â
Sebelum ditemukannya korban tewas, diketahui sempat bertemu atau di apeli oleh pacarnya beberapa jam sebelumnya. Berdasarkan keterangan security BTN BTIP, Aweng, sekitar pukul 02.30 WITA dini hari, pacar korban dengan kendaraan mobil berkunjung ke rumah korban. Pacar korban memang diketahui sering berkunjung ke rumah korban C hingga larut malam ataupun bisa subuh. Namun, saat itu dari rumah korban terdengar suara berisik seperti cekcok dengan marah-marah. Akhirnya satpam datang ke rumah korban C dan mengusir pacarnya itu dan menyuruh korban C untuk tidur karena sudah mau subuh. Namun mirisnya saat sekitar jam 06.00 WITA, korban C malah sudah ditemukan tewas mengenaskan dengan menggantung dirinya sendiri di kamarnya. Dugaan sementara korban nekat gantung diri karena masalah asmara atau cinta monyet dan tidak di temukan tanda-tanda kekerasan ditubuhnya. Dalam rumah ditemukan sebuah surat yang di tulis oleh korban dengan pulpen yang meminta maaf kepada orang tuanya. " Maaf sudah buat kesalahan yang mama papa marah. Minta maaf C akhiri semua kehidupan (dengan gantung diri) C maaf mama papa. Supaya C tenang, C doa mama dan papa di alam lainnya (surga) C. C buruk sekali sudah di hadapan keluarga. Maafkan kalau C tidak bisa membahagiakan papa dan mama karena kesalahan ini C takut. Makasih mama papa atas 16 tahunnya sudah besarkan C,". Kini jenazah korban sudah disemayankan di rumah duka dan akan diadakan upacara kematian. Â