Mohon tunggu...
sephia feronika
sephia feronika Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa dari desain interior universitas kristen petra surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rumah Marga Tjhia Singkawang, Akulturasi Budaya Tionghoa dan Kalimantan Barat

20 Juni 2024   22:57 Diperbarui: 20 Juni 2024   23:56 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SALAH SATU RUMAH ADAT CINA YANG HARUS DILESTARIKAN   

Dalam lingkup keberagaman budaya dunia, rumah adat Cina memegang peran yang istimewa dalam memvisualisasikan warisan yang kaya dan dalam memberikan penghargaan terhadap keindahan yang tahan uji waktu. Setiap elemen dalam desain interior rumah tradisional Cina mencerminkan kebijaksanaan sejarah dan filosofi yang mendalam, menciptakan suasana yang memukau yang tidak hanya mencerminkan gaya hidup, tetapi juga nilai-nilai yang melekat dalam masyarakatnya. Lantas di jaman modern ini, banyak orang menganggap bahwa rumah kekinian dan minimalis lebih digemari untuk dihuni. Sehingga rumah adat cina yang dahulu dibangun kini kurang dilirik. 

Tidak dengan Rumah Marga Tjhia yang sudah dilindungi dan ditetapkan sebagai cagar budaya Kota Singkawang oleh pemerintahan setempat sebagai usaha melestarikan dan melindungi kawasan yang telah dibangun oleh Chia Hiap Seng. Rumah ini dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010, Tentang Cagar Budaya. Registrasi Pusat Nomor 2/26-01/8/1 dan Registrasi daerah Nomor 6172/5/0001. Dari pemilihan warna yang bijaksana hingga penyusunan mebel yang harmonis, setiap detail direncanakan untuk mencerminkan keseimbangan dan keselarasan, menciptakan lingkungan visual yang tidak hanya menawan tetapi juga memberikan wawasan yang mendalam tentang keterhubungan manusia dengan alam dan kosmos.

Bersama-sama, kita akan mendalami pemahaman bagaimana setiap ruang di dalam rumah adat Cina menjadi panggung bagi perjalanan sejarah dan tradisi. Suatu petualangan yang membawa kita melewati dimensi waktu dan budaya, menikmati keindahan yang abadi dalam desain interior yang tak tergerus oleh waktu. Ayo siapkan diri untuk menjelajahi makna dan kecantikan yang tersirat di setiap detail rumah adat Cina, sebagai refleksi dari kearifan yang terus bersinar dalam kekayaan budaya mereka. Berikut beberapa ciri khas perpaduan budaya Tionghoa dan Kalimantan Barat :

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
1. Nuansa Budaya Tionghoa Pada Elemen Dekorasi

Interior rumah Marga Tjhia cenderung mencakup elemen-elemen tradisional seperti kaligrafi 

Tionghoa, lukisan-lukisan tradisional, atau hiasan-hiasan yang menggambarkan simbol-simbol keberuntungan atau kesuburan dalam budaya Tionghoa yang berwarna merah dan emas yang melambangkan kekayaan dan keberuntungan. Selain itu, yang menarik pada rumah Marga Tjhia adalah kenaikan lantai pada sisi pintu aula yang melambangkan penghormatan kepada sesepuh, orang yang paling tua, dan kaisar pada zaman tersebut. Tidak hanya itu, ruangan-ruangan Rumah Marga Tjhia bersifat terpisah namun tetap 1 wilayah dan harus terdapat ruangan altar/ruangan khusus untuk berdoa, sedangkan ruang belakang merupakan altar abu leluhur.  

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Penggunaan Motif Tradisional Pada Elemen Pembentuk

Penggunaan motif tradisional pada elemen pembentuk rumah marga Tjhia mencerminkan pewarisan budaya dan identitas keluarga Tionghoa. Berikut adalah beberapa contoh penerapan motif tradisional di rumah marga Tjhia:

  1. Ukiran Kayu: Rumah marga Tjhia mungkin menampilkan ukiran kayu yang khas pada pintu masuk, jendela, atau bagian dekoratif lainnya. Motif-motif ukiran ini dapat berupa simbol-simbol keberuntungan, bunga, naga, atau karakter Tionghoa lainnya yang memiliki makna simbolis dalam budaya tradisional.

  2. Ornamen Keramik: Penggunaan ornamen keramik dengan motif tradisional Tionghoa juga dapat ditemukan dalam rumah marga Tjhia. Motif-motif keramik ini meliputi pola-pola geometris, figuratif, atau alam yang khas dalam seni keramik Tradisional.

    https://www.tripadvisor.co.id/LocationPhotoDirectLink-g1598852-d7272289-i379992414-Tjhia_Family_House-Singkawang_West_Kalimantan_Kalimantan.html
    https://www.tripadvisor.co.id/LocationPhotoDirectLink-g1598852-d7272289-i379992414-Tjhia_Family_House-Singkawang_West_Kalimantan_Kalimantan.html

3. Bangunan Rumah Pengaruh dari Budaya Lokal "Rumah Radakng"

Meskipun mencakup elemen-elemen Tionghoa yang kuat, desain interior rumah Marga Tjhia juga sering menampilkan pengaruh budaya asli Kalimantan Barat. Kemiripan bangunan antara Rumah Marga Tjhia dan Rumah Radakng yang terletak pada struktur bangunan pada atap dan dinding rumah. Namun, hanya saja pada lantai 1 rumah Marga Tjhia diberi ruangan, sedangkan rumah Radakng memiliki bangunan yang tinggi untuk keamanan dan perlindungan. Rumah Radakng merupakan rumah tradisional Kalimantan Barat yang biasa disebut rumah panjang atau rumah betang. Rumah marga Tjhia juga mengadopsi beberapa elemen arsitektur tradisional Tionghoa dalam desainnya, seperti atap melengkung (dougong), dinding bata merah, atau pintu dan jendela dengan ukiran kayu, dan Pintu masuk seringkali memiliki ukiran kayu atau motif tradisional Tionghoa. Jendela-jendela biasanya cukup besar untuk memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan.

https://sitimustiani.com/2018/08/rumah-keluarga-marga-tjhia/
https://sitimustiani.com/2018/08/rumah-keluarga-marga-tjhia/

4. Ruangan Utama yang Luas Pada Ruang Altar

Rumah Marga Tjhia memiliki ruang utama yang besar dengan konsep open space, serta dihiasi dengan ukiran kayu yang rumit sebagai bagian dari desain interior. Ruang utama yang luas ini pada ruang altar di rumah Marga Tjhia memiliki signifikansi penting dalam budaya dan keagamaan Tionghoa.Rumah Marga Tjhia memiliki ruangan utama yang luas dan menerapkan unsur open space (terbuka), ditambah dengan hiasan ukiran kayu yang rumit sebagai bagian dari arsitektur interior. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai ruangan ini: 

  • Fungsi keagamaan dari ruang utama yang luas pada ruang altar adalah :  sebagai tempat utama untuk melaksanakan ritual keagamaan dan penghormatan terhadap leluhur dalam tradisi Tionghoa. Ruangan ini dianggap suci dan digunakan untuk berdoa, memberikan persembahan, serta menghormati roh leluhur dan dewa-dewa.

  • Penyelenggaraan upacara keagamaan : dilakukan di ruang altar untuk merayakan berbagai peristiwa seperti Tahun Baru Imlek, Qingming (upacara menghormati leluhur), serta festival dan ritual lainnya dalam tradisi Tionghoa. Ruangan ini berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan spiritual bagi keluarga marga Tjhia.

  • Dekorasi dan ornamen pada ruang altar sering kali mencakup patung-patung dewa atau leluhur, kaligrafi, lukisan tradisional, lilin, bunga-bunga, dan persembahan lainnya yang memiliki makna simbolis dalam konteks keagamaan Tionghoa.

  • Selain menjadi tempat kegiatan keagamaan, ruang altar juga berfungsi sebagai tempat dimana keluarga marga Tjhia berkumpul untuk merayakan perayaan keagamaan dan acara keluarga lainnya. Ini merupakan momen penting dalam memperkuat ikatan keluarga dan komunitas dalam konteks budaya Tionghoa.

Dengan demikian, ruang utama yang luas pada ruang altar di rumah marga Tjhia tidak hanya merupakan bagian fisik dari rumah, tetapi juga memiliki makna budaya dan spiritual yang dalam dalam memperkuat dan mewariskan tradisi keagamaan serta identitas keluarga Tionghoa di Singkawang, Kalimantan Barat

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun