Setiap orang tidak diminta untuk dilahirkan sebagai muslim, kristen, atau budha. Setiap orang juga tidak minta dilahirkan sebagai Jawa, Amerika, ataupun Papua. Tapi setiap orang diminta untuk selalu berbuat baik demi kepentingan bersama. Melihat sesuatu yang salah menurut keyakinan saya, bukan semata-mata harus disalahkan juga bukan semata-mata harus dibenarkan. Kita harus tahu dulu, ada alasan apa di balik alasan itu. Semua bisa dikomunikasikan jika memang pikiran kita terbuka. Bagiku ini yang benar. Dan jika kamu mau belajarlah dari kebenaranku. Dan jika itu kebenaranmu, aku akan menghargai itu. Initinya, jangan mengejudge sebelum kamu tahu mengapa kelompok itu melakukan itu. Dan mengapa itu harus dilakukan bagi mereka.
Banyak hal yang tidak saya tahu tentang budaya daerah lain. Dan banyak hal yang saya prasangkakan tentang budaya tertentu di luar budaya saya. Dengan menggunakan metode dialog dalam diskusi ini, kita bisa saling bertanya dan bisa saling menerima pendapat atas perbedaan-perbedaan ini. Dengan pemikiran kritis dan kreatif mereka, saya belajar banyak hal. Dari sini saya belajar Bagaimana menyikapi perbedaan dan bagaimana apa yang menurut saya benar tetap menjadi pijakan saya dan saya, akan menghargai pijakan anda. Meskipun pijakan kita beda, tapi kita bisa jalan bersama karena kita bisa menghargai satu sama lain.
BERDIALOG DENGAN KORBAN HOLOCUS
Dari kisah tersebut, kita bisa belajar bagaimana pebedaan tidak menghalangi kita untuk berbagi.
KATA IBU ALISSA WAHID
Memang begitu kebaikan yang harus disebar luaskan. Ingat mengingatkan dalam hal kebenaran agar kita tidak merugi di dunia ini juga diharuskan dalam agama saya. Tapi, bagaimana kita mengkomunikasikan juga harus tahu bagaimana kondisi dan keadaan orangyang kita ingatkan. Sekali lagi, setiap orang memiliki nilai kebenaran sendiri dalam otaknya. Itu yang menurut dia benar. Dan sudah terpatok bahwa itu benar. Jika dipaksakan agar dia melakukan kebenaran menurut kita, itu yang berbahaya karena justru akan menimbulkan konflik antar umat manusia.
TERIMAKSIH TEMEN-TEMEN IYD - THIS IS BALI
Terimakasih buat Guardian Angelku Elisa, yang terus ingetin sholat, makan, dan istirahat. Hehehe. Terimakasih, buat kak ebi yang mau bagi info seputar pengalamannya ke luar negri gratis. Terimakasih kak Tata liat kak Tata jadi termotivasi buat jadi cewek simple yang smart, gag banyak ngomong, sekalinya ngomong sip banget apa yang diomong. Terimakasih ayu meskipun kamu berisik, okelah setidaknya memotivasi gue buat bikin ide-ide yang lebih realistis. Terimakasih Puji, diammu itu emas. Terimakasih kak Syara, ketlatenan kak syara dan ketekunan kak Syara buat mengkaji bidang interfaith bikin aku juga termotivasi buat tekun kaji yang lain tapi, bukan interfaith.. hehehe. Makasih Ari, atas semua penjelasan tentang budaya Bali yang bikin aku ngerti. Buat Yuni, diam-diam menghanyutkan juga. Buat Fanbul makasih atas sharing-sharingnya tentang komunitas dan ngasi panggilan khas ke gue... oya, kisah lu juga nginspirasi banget... ttg anak yang 3 kali di DO akhirnya bikin komunitas pendidikan sendiri. Buat Kak Fadly, makasih atas semua sharing-sharingnya dan makasi juga uda nganterin ke bandara dengan kegupuhan saya. Buat Arif, makasih lu friendly banget. Buat Anan, makasih makanan dari padangnya. Gambar lu bagus nan. Buat Rizal, "suwun yo jal... ak kon dadi guardian angel-mu gek kon ngilang2 terus angel ditemu." Buat pak Jokowi, kecil-kecil cabe rawit ancenan. Buat fauzi, makasih udah perhatian sama temen-temen. Meskipun guyonanmu di awal garing... it's oklah... makasih udah nyoba ngakrab.