Mohon tunggu...
Abdul Muholik
Abdul Muholik Mohon Tunggu... Lainnya - Mr. Puguh Cenageh

Masih dalam Tahap Belajar. Saya suka membaca, menulis, belajar, membaca alan, mendengarkan musik dan lain lain untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehilangan Tas di Dalam Masjid

30 Agustus 2024   22:21 Diperbarui: 30 Agustus 2024   22:46 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya ilustrasi. Sumber AI 

Kehilangan Tas Di Dalam Masjid.

Oleh:  Abdul Muholik

Suatu hari ketika hendak menuju kampus, kadang aku mampir dahulu di sebuah masjid besar yang ada di Kota. Entah hanya sekedar sholat ashar atau sekalian numpang mandi dan salin pakaian. Karena jaraknya lumayan jauh, dan masuk kuliah nya juga masih lama, yaitu setelah maghrib, jadi saya mampir di masjid itu untuk sekedar istirahat, mandi salin dan sholat Ashar.

Waktu itu aku sendirian aja, teman-temanku jadwal pulang kerjanya beda-beda. Lalu aku menaruh tas gamblok ku di dalam masjid. Aku ambil handuk kecil, peralatan MCK (sabun, sikat gigi sampai dll) dan pakaian ganti. Lalu tas aku taruh saja di pinggir tembok dalam masjid. Aku tidak hawatir dan tidak ada pikiran yang aneh-aneh saat itu. Toh sudah berkali-kali mandi disini, tidak terjadi apa-apa.

Setelah selesai mandi, aku terkejut, tas yang aku taruh tadi tidak terlihat di tempat semula, aku mulai panik. Aku coba sapu pandangan ke seluruh penjuru dalam masjid, barangkali ada yang memindahkannya. Tapi ternyata tidak ada tanda-tanda tas saya di pindahkan. Lalu aku coba menenangkan diri, ambil posisi, aku sholat ashar terlebih dahulu. Aku memilih sholat sendirian.

Setelah sholat aku berdoa kepada Allah SWT. Semoga tas punyaku segera ditemukan. Aku langsung menemui petugas keamanan atau satpam yang sedang jaga di pos depan.

"Assalamu'alaikum, permisi pak mau tanya, ada yang lihat tas saya tidak, warna hitam, tadi saya taruh di dalam masjid." Tanya aku ke petugas satpam tersebut.

"Oh itu tas punya bapak, toh. Bapak langsung ke belakang masjid aja, di sana ada pendopo, tadi ada orang yang mencurigakan bawa tas, makanya sama petugas kami langsung di bawa ke belakang" ujar petugas itu.

"Lewat mana pak? " tanya aku, masih bingung dan agak panik.

"Baik,  sini saya antar pak" petugas itu langsung mengantar aku ke belakang masjid menuju pendopo yang di maksud.

Setelah sampai di sana, ternyata benar. Di Sana ada beberapa orang petugas satpam yang sedang menginterogasi seseorang dengan bentakan keras, dan sesekali terdengar suara seseorang yang minta ampun.

"Ampun pak. Saya khilaf...!!! " terdengar suara bapak paruh baya itu. Ternyata si Bapak ini yang mencuri tas aku.

"Pak, ini yang punya tas nya datang, tadi dia nyariin tas nya" tukas petugas satpam ke petugas yang di dalam pendopo itu.

"Oh ini tas bapak rupanya. Coba tolong di cek pak.. ada yang hilang tidak barang-barangnya, dompet uang kartu ATM dan lain lain" ujar petugas di dalam pendopo itu sambil tangannya memegangi si bapak pencuri itu.

Aku mengecek tas dengan teliti, alhamdulilah tidak ada yang hilang sedikitpun. Tas aku hanya berisi Al-Qur'an Kecil, pakaian ganti, tempat makan dan beberapa buku tulis serta modul kuliah.

"Alhamdulilah tidak ada yang hilang pak" ujar aku. Sementara si pencuri itu berkali-kali di pukul, di bentak-bentak dan di tanya ini itu. sementara tangannya sedang di borgol. Pipinya lebam kemerahan. Rambut nya berantakan bekas di jambak.

"Ini mau di apain pak, mau di laporin polisi atau gimana?  Keknya dia udah sering ngelakuin ini,  ya kan?" Teriak petugas itu ke muka si pencuri itu.

Si pencuri itu ketakutan dan menangis.
"Ampun pak.. jangan... nanti kalo saya di tangkap polisi anak istri saya gimana?" Si pencuri itu memelas.

Berhubung tidak ada barang yang hilang dan aku mau buru-buru ke kampus, maka aku tidak mau memperpanjang masalah ini. Masalah aku ku anggap beres, karena memang tidak ada barang yang hilang. Masalah si pencuri itu biarlah si petugas yang menangani demi kemanan dan kenyamanan masjid.

Aku coba menghampiri si bapak pencuri itu dan berbicara secara baik baik. Dan menasihati beliau bahwa perbuatan itu tidak baik. Apalagi di tempat ibadah seperti di masjid. Dia memelas dan meminta maaf, aku pun lantas memaafkannya, Lalu aku bilang ke petugas sekaligus mau pamit berangkat ke kampus.

"Masalah ini bapak aja yang menangani, urusan saya udah beres, saya udah memaafkan dia, karena memang ga ada barang saya yang bilang. mohon maaf saya tinggal dulu pak, saya mau berangkat ke kampus. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak ya pak atas pertolongan nya udah bantu menyelamatkan tas saya, permisi  Assalamu'alaikum.. " ujar aku, sambil pamit menuju kampus..

Sementara di pendopo itu masih terdengar suara gertakan, kecaman dan pukulan para petugas kepada si pencuri itu. Dari hasil interogasi, si pencuri itu orang rantauan dari luar pulau. Disini dia kesulitan mencari pekerjaan. Karena masalah ekonomi dia nekat mencuri barang. Kebetulan waktu itu dia melihat tas aku yang di tinggal sendirian di dalam masjid. Tidak ada satu orangpun di dekat tas aku. Maka jadilah ia. Mencuri tas aku. Tapi malang, dia malah tertangkap petugas karena gerak geriknya yang mencurigakan.

Itu lah sekilas kisah kisah ku menuju kampus dan mampir di masjid. Hikmahnya adalah kita harus tetap waspada, walaupun itu di tempat ibadah. Jika meninggalkan barang-barang penting harap di titipkan ke petugas atau tempat penitipan barang. Atau kalo tidak, minta tolong kepada teman, saudara, keluarga atau lainnya menjaga barang kita.

Begitu pula dengan keamanan masjid atau tempat ibadah lainnya. Perlu ditingkatkan lagi sistem keamanannya, baik itu dari jumlah petugas satpam, pasang kamera CCTV dan lain sebagai nya. Demi kenyamanan bersama, terutama para jamaah yang sedang beribadah.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun