"baik pak, sekali lagi terima kasih banyak pak"
"ya sama-sama" jawab si calo itu sambil berbalik arah meninggalkan kami
# # # # #
Setelah beberapa menit mencari-cari, akhirnya ketemu juga kursi kosong yang ukuran 3 orang. Lalu kami duduk di kursi tersebut. Ayah di dekat jendela, Abang di tengah dan Aku di pinggir.
Ketika ditengah perjalanan, semua penumpang diperiksa satu persatu karcisnya. Jika karcisnya tidak ada, palsu atau hilang, maka penumpang tersebut bisa diturunkan di tengah jalan atau di stasiun terdekat.Â
"mana karcisnya, sini lihat !" ujar orang tersebut yang bertugas mengambil karcis penumpang.
Hampir semua penumpang ketakutan, pasalnya sebagian besar dari mereka menggunakan karcis dari para calo, mereka hawatir karcisnya salah, karena sudah ada beberapa penumpang yang diturunkan secara paksa di stasiun terdekat lantaran karcisnya salah atau palsu.
"ayah, aku pindah ke pojok saja ya, nanti biar ayah yang ngurusin" kata aku.
"ga mau, si Abang saja yang tukeran, dia kan jago ngomong" ujar ayah
Si abang ga mau kalah, dia juga ga mau pindah ke pinggir. Akhirnya Aku mengalah, biar aku saja nanti yang menghadapinya.Â
Tiba-tiba si petugas itu mendekati kursi kami. Kami bertiga pura-pura tidur. Agar mereka melewati kami dan tidak menanyakan karcis.