Awas hati-hati...!!!
Sein kiri malah belok kanan.
Mungkin kita sering melihat atau mengalami kejadian yang kelihatannya sepele, namun akibatnya fatal. Yaitu mengendarai kendaraan terutama sepeda motor, menyalakan lampu sein ke arah kiri, akan tetapi malah belok ke kanan.
Kadang kita mengklaim yang biasanya melakukan seperti ini adalah kaum perempuan atau ibu-ibu, terlebih yang masih atau baru belajar mengendarai sepeda motor. Akan tetapi, apakah benar mayoritas pengendara yang melakukan hal itu adalah pengendara perempuan atau ibu-ibu?
Fakta di lapangan yang pernah saya alami dan saya perhatikan, ternyata tidak melulu yang melakukan hal itu adalah kaum perempuan atau ibu-ibu. Tetapi ada juga kaum anak-anak, remaja bahkan bapak. Atau bahkan justru kita sendiri tanpa sadar pernah melakukan hal itu. Â
Ini bisa terjadi karena banyak faktor, baik dari faktor internal maupun eksternal. Untuk yang baru belajar bisa kita maklumi, mungkin dia belom hafal lokasi tombol sein, atau dia masih gerogi, takut, dan lebih fokus lihat kedepan serta mengatur keseimbangan, sehingga mengabaikan lampu sein.
Nah untuk yang sudah dewasa atau yang tidak sedang belajar, ada beberapa faktor diantaranya sebagai berikut.
1. Faktor internal
 Yaitu Faktor dari dalam diri si pengendara, bisa jadi dia lagi kurang fokus, sedang memikirkan atau teringat sesuatu. Sedang buru-buru. Lebih fokus lihat kedepan. Keasyikan ngobrol baik itu via telepon maupun dengan seseorang yang di boncengnya. Sehingga dia lupa mengatur menyalakan atau mematikan lampu sein nya
2. Faktor External
Yaitu mungkin saja tombol sein nya error, tidak bisa dimatikan atau diubah. Atau dia sedang bawa banyak barang dibagian depan sehingga sulit untuk meraih tombol sein. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Kadang hal ini membuat pengendara yang dibelakangnya menjadi kesal, dan serba salah, mau menyalip ke arah sein menyala, Â takut dia langsung berbelok. Mau menyalip ke arah sein yang mati, eh dia malah belok kesitu. Sehingga tak jarang terjadi kecelakaan.
Jika sudah terjadi kecelakaan siapa yang mau disalahkan. Terkadang dia (yang tertabrak) berdalih bahwa ia sudah memasang sein dengan benar sejak sebelum belok. Ada juga yang berdalih bahwa saya benar menyalakan lampu sein ke kanan, itu artinya anda (pengendara di belakangnya) yang harus belok ke kanan, Sedangkan saya ke kiri. Hihihi...
Kalo kita introspeksi diri, secara tidak sengaja, kadang kita juga pernah melakukan hal itu, yaitu salah pasang lampu sein, entah karena lupa mematikan sejak tadi, atau memang bener-bener lupa. Tidak fokus.
Jadi, kita harus berhati-hati juga dalam memasang lampu sein. Dalam arti harus sesuai dengan situasi kondisinya. Jika hendak belok kanan maka kita nyalakan sein kanan, Begitupula sebaliknya. Selain itu, kita juga harus berhati-hati jika berada dibelakang motor yang lampu seinnya menyala, terutama pengendara ibu-ibu, untuk menghindari resiko kecelakaan.
Bagaimana jika lampu sein kendaraan kita mati atau rusak?. Â Kita bisa segera memperbaikinya sendiri atau ke bengkel motor terdekat. Kalo memang belum sempat untuk memperbaikinya dan terlanjur menggunakan kendaraan tersebut, kita bisa menggunakan cara lainnya yaitu dengan aba-aba oleh tangan atau kaki kita. Dengan cara melambaikan tangan, atau menjulurkan kaki kearah kemana kita belok.
Jika kita sedang berboncengan, kita bisa minta tolong kepada yang di bonceng untuk memberikan aba-aba tersebut.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Silahkan like share dan beri komentar Anda. Terima kasih..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H