Mohon tunggu...
Abdul Muholik
Abdul Muholik Mohon Tunggu... Lainnya - Mr. Puguh Cenageh

Masih dalam Tahap Belajar. Saya suka membaca, menulis, belajar, membaca alan, mendengarkan musik dan lain lain untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Layar Tancap

31 Juli 2024   00:07 Diperbarui: 2 Agustus 2024   15:14 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Balik Layar Tancap


Sore yang teduh, Didi sedang duduk santai di saung depan rumahnya. Ia baru saja selesai mencuci motornya. Sambil istirahat santai ia merogoh hp disakunya. Lalu ia menelpon Sofi Sepupunya. 


"Assalamu'alaikum, Sofi. Met sore!" sapa Didi lewat telepon.
"Waalaikum salam, ya met sore juga. Ada apa Di?" tanya Sofi di ujung telepon.
"Gimana ntar malem, jadi enggak?" tanya Didi.
"Ya terserah kamu, aku sih Oke-oke aja" jawab Sofi santai.
"Ya sudah nanti aku kabarin lagi kalau aku mau berangkat."
"Oke. Sip. Oh ya jangan lupa bawain batagor ya, hehehe?!"
"Tenang aja, pasti nanti aku bawain ko spesial buat kamu!"
"Ya sudah ditunggu ya!" "ok. Ya sudah aku mau mandi dan sholat ashar dulu ya, sampai jumpa nanti malam, Wassalamu'alaikum "
"Waalaikum salam"


Malam ini Didi memang sudah ada janji dengan Sofi, mau ada acara kondangan bareng sekaligus silaturahmi ke rumah temen kerjanya.

###

Seusai sholat Isya, Didi bersiap-siap ke rumah Sofi, tidak lupa pula ia mampir ke tukang batagor, pesanan Sofi. Batagor ini cukup terkenal. Seperti biasa, batagor ini selalu ramai pembeli dari berbagai daerah. Apalagi kalau malam minggu, ramai banget pembelinya.  Yang beli juga enggak
tanggung-tanggung, ngeborong dalam jumlah besar. Ada yang beli 5 bungkus, bahkan ada yang sekaligus 10 bungkus.
Setelah cukup lama mengantri beli batagor. Didi melanjutkan perjalanan ke rumah Sofi. Tak lupa pula ia memberitahukan Sofi lewat SMS bahwa ia akan segara meluncur ke rumahnya.

# # #

Malam Minggu ini cukup ramai. Karena pada bulan ini lagi musim pesta hajatan, banyak yang mengadakan acara resepsi pernikahan. Tak sedikit pula yang mengadakan hiburan, seperti hiburan musik, siraman Rohani, wayang golek, Lenong, dan ada juga layar tancap.


Hampir di setiap kampung ada saja yang hajat plus hiburannya. Begitu pula di kampung Sofi, ramai banget hajatan. Jalan-jalan pun jadi ramai dan macet. Ketika Didi hampir sampai ke rumah Sofi, ia bingung mau lewat mana. Banyak jalan yang diblokir lantaran ada acara atau hiburan. Lebih-lebih ada hiburan layar tancap yang membalang/memalang jalan raya. Didi pun sempet bingung, mau lewat mana?


"Ko ada layar tancep di jalan raya? Itu jalan bisa dilewatin tidak ya?" gumam Didi dalam hati. Didi parkir sementara di pinggir jalan. Diperhatikannya layar tancap itu, ternyata banyak juga orang yang lalu lalang di balik layar itu. Didi pikir, jalan itu bisa dilewati. Akhirnya Didi bergegas mendekati layar itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun