Mohon tunggu...
UKM Sepakbola Futsal UGM
UKM Sepakbola Futsal UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kajian Strategis UKM Sepakbola dan Futsal Universitas Gadjah Mada

Kajian Tentang Sepakbola dan Futsal yang diinkubasi oleh Direktur Teknik Tim Kajian Strategis UKM Sepakbola dan Futsal UGM. Artikel mengenai bagaaimana sepakbola modern berkembang serta masalah actual yang dihadapi pada industry olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Harus Bagaimana Pekerja Sepak Bola Futsal Mencari Penghasilan pada Masa Krisis Covid-19?

1 April 2020   21:47 Diperbarui: 2 April 2020   06:00 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wabah virus Covid-19 telah mengganggu aktivitas sehari-hari di seluruh dunia dan diumumkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Semua aktivitas di dunia terganggu, dan pastinya sepak bola sama-sama terpengaruh. Aktivitas sepak bola ditangguhkan di hampir setiap negara atau wilayah di seluruh dunia. Setiap liga kompetisi dunia, asosiasi liga sepak bola global terkemuka, telah menangguhkan permainan.

Dapat terlihat kasus Covid 19 akhir-akhir ini meluas ke berbagai daerah pelosok nusantara dan menandai ditundanya semua liga sepak bola di Indonesia. 

Dilansir dari Liputan 6, Shopee Liga 1 2020 resmi dihentikan mulai Senin (16/3/2020) setelah semua klub memainkan laga pekan ketiga. Adapun Liga 2 2020 langsung dihentikan setelah menggelar partai pembuka antara Persiba Balikpapan melawan Kalteng Putra pada Sabtu (14/3/2020).

Seminggu belakangan mulai terasa bahwa insan pekerja sepak bola bahwa mereka tidak melakukan apa-apa dan mulai khawatir dengan gaji atau pendapatannya. 

Pekerja sepak bola berisi aktor Utama yang bekerja yaitu kub, pemain, pelatih dan perangkat pertandingan. Keempat aktor ini mulai was-was mengenai pendapatanya khususnya klub yang menjadi payung dari pelatih dan pemain. 

Penghasilan tetap mereka hadir dari kompetisi yang bergulir selama setahun dan kini secara tidak terprediksi harus berhenti di awal jalan, pada umumnya pemain pelatih serta perangkat pertandingan hanya mempunyai satu keahlian yaitu sepak bola/futsal dan akan susah bekerja di luar profesi yang biasa mereka jalani.

Dengan berhentinya aktivitas sepak bola, maka sekaligus tanda tidak adanya pemasukan klub yang akan merembet ke arah gaji, maka dengan itu pada 27 Maret 2020 lalu PSSI sebagai federasi memutuskan klub hanya membayar kewajiban 25 persen gaji Maret hingga Juni selama periode force majeur lewat mekanisme pengambilan keputusan yang dilakukan PSSI dalam surat bernomor 48/SKEP/III/2020.

Dari situ menimbulkan protes dari para pemain karena 25% tidak layak untuk kehidupan pemain untuk menghidupi keluarga. Dari beberapa berita dan wawancara yang penulis dapat, pemain meminta gaji bulan Maret tetap dibayar penuh karena masih ada permainan yang mereka mainkan pada awal Maret dan mereka menuntut bukan 25% yang harus dibayarkan melainkan di ambang 35-50% untuk tetap dibayar gajinya. Sedangkat perangkat pertandingan seperti wasit yang hidupnya tidak bergantung kontrak kehilangan pekerjaan dan pendapatannya untuk saat ini.

Dengan kekosongan kegiatan yang menandai kenihilan pendapatan maka penulis menyarankan untuk klub, pemain, pelatih dan wasit untuk mengisi aktivitas atau mencari penghasilan sebagai berikut:

1. Klub
Di kala kekosongan, pendapatan klub tetap wajib membayar segala pekerja di dalamnya seperti manajer sampai kitman. Dengan itu penulis menyarankan klub aktif dalam penjualan merchandise klub melalui online untuk memenuhi kebutuhannya. 

Penjualan merchandise online harus dikemas secara berbeda dan kreatif untuk memunculkan daya beli seperti menjual barang barang khusus seperti Matchworn Jersey, poster bertanda tangan pemain, buku atau alat tulis. Penjualan Merchandise harus menyesuaikan daya beli masyarakat saat ini juga agar tetap laku terjual dan menarik minat pembeli.

2. Pemain dan Pelatih
Pelatih pada umumnya mempunyai daya cakap yang baik dan kognitif yang baik maka pelatih bisa memanfaatkan keterampilannya dengan menjual jasa belajar sepak bola lewat internet. 

Pelatih dapat membuka seminar online tentang sepak bola lewat aplikasi video confrence zoom atau webex dengan bayaran yang ditentukan sebagai balas jasa ilmu.

Contoh kasus seorang pelatih membuka seminar online mengenai cara bertahan di era sepak bola kontemporer dengan bayaran 25 ribu per orang dengan metode pembayaran via Transfer atau aplikasi dompet digital akan menambah penghasilannya, apalagi pelatih telah memiliki lisensi yang bisa dianggap kredibel apabila mereka mengoceh tentang sepak bola. 

Saya yakin pasti banyak fans dari klub yang mau belajar lewat ahlinya dan mau merogoh kocek sedikit untuk tetap dapat ilmu dan membantu ekonomi sang pelatih.

Pemain juga bisa menerapkan hal yang serupa. Pemain yang memiliki followers yang banyak di akun media sosial juga bisa memanfaatkan paid promote atau endorse dengan produk agar tetap bisa menghidupi keluarga. 

Pemain bisa memanfaatkan keuntungan followers banyak di sosial media dengan menjual merchandise personal untuk para fansnya seperti pada umumnya baju atau topi.

Klub pastinya harus jadi wadah ketika pemain mau berkreasi pada hobinya seperti menulis buku atau membuat brand sepatu maupun masakan, klub harus mempromosikan dan pemain bisa menjual barangnya lewat bantuan karyawan klub untuk dijual di toko resmi klub.

3. Wasit
Pada intinya setiap orang yang pernah mengenyam bangku kursus atau pendidikan sepak bola bisa menjadi tukang ceramah. Wasit pastinya bisa juga membuka pendidikan seminar online berbayar maupun menjadi konsultan pada waktu sekarang dengna keilmuan yang ia punya.

Selain itu penulis mengharapkan federasi yaitu PSSI atau FFI memberi proyek penelitian kepada wasit secara dibayar untuk pengembangan ilmu wasit di Indonesia, secara modul harus selalu diperbaharui mengikuti arus sepak bola kontemporer serta kondisi negara Indonesia sekaligus membuat wasit tetap produktif dan memiliki pendapatan. Lagi-lagi ini untuk kebaikan federasi untuk membangun keilmuan dan kemaslahatan bangsa.

Kesimpulannya adalah di saat serba terbatas melakukan apapun pasti tetap ada yang dapat dilakukan insan profesi sepak bola futsal. Secara pemain, pelatih dan wasit mempunyai kemampuan dan ilmu yang bisa dibagikan maka kali ini adalah saat yang tepat untuk membagikan atau memproduksi ilmu sepak bola futsal. 

Dari upaya-upaya di atas tetap harus ada sinergi dan inisiatif dari federasi dan klub untuk menjaga ekosistem agar tetap berjalan, kuncinya saling komunikasi dan percaya yang pastinya kalau dua kunci tersebut diimplementasikan maka badai akan cepat berlalu apabila kita saling berpegangan tangan. 

Fans sebagai pendukung sejati dan komunitas wajib menjadi target dan sasaran dalam hal pencarian kerja karena mereka pasti akan membantu keuanga nklub agar tetap berdiri kokoh. 

Selalui Ingat Football Unity the Society dan Society Construct Football.

Terima Kasih.

Best Regards,
Muhammad Zain Wirasena
Technical Director and Head of Strategic Study
Universitas Gadjah Mada Soccer and Futsal Club

Kritik dan Saran;
zainsoccerbusiness@gmail.com
bolafutsalugm18@gmail.com

#footballunitythesociety

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun