Penurunan jumlah pendengar menjadi fenomena yang mengindikasikan bahwa eksistensi radio konvensional semakin tergerus. Di tengah kemudahan masyarakat dalam menjelajah informasi tanpa batas, radio konvensional malah justru semakin tertinggal. Peran serta radio konvensional dalam aspek-aspek kehidupan masyarakat semakin berkurang seiring dengan kebiasaan-kebiasaan baru masyarakat yang tercipta sebagai imbas dari digitalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adriyana, N. (2016). Perubahan radio, dari frekuensi ke internet tak perlu ditakutkan.Diakses dari http://autotekno.sindonews.com/read/1149539/132/perubahan-radio-dari-frekuensi-ke-internet-tak-perlu-ditakutkan-1477223308
Badan Pusat Statistik. (2015). Televisi masih menjadi media favorit masyarakat. Diakses dari http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/10/televisi-masih-menjadi-media-favorit-masyarakat
Handito, D. (2016). Awas! medsosmu harimaumu. Diakses dari http://jogja.tribunnews.com/2016/11/28/awas-medsosmu-harimaumu
Masduki. (2001). Jurnalistik radio menata profesionalisme reporter dan penyiar. Yogyakarta, Indonesia: LkiS Yogyakarta.
Natalia, M. (2014). Jumlah pendengar radio menurun, ini penyebabnya. Diakses dari http://www.harianjogja.com/baca/2014/12/28/jumlah-pendengar-radio-menurun-ini-penyebabnya-563220
Nawangwulan, M. (2016). Setengah lebih pengguna internet indonesia di pulau jawa. Diakses dari https://tekno.tempo.co/read/news/2016/11/25/172823066/setengah-lebih-pengguna-internet-indonesia-di-pulau-jawa
PT Nielsen Indonesia. (2016). Nielsen: jangkauan pendengar radio 38 persen. Diakses dari http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/17/jangkauan-pendengar-radio-38-persen
Oetama, J. (2001). Pers indonesia: berkomunikasi dalam masyarakat tidak tulus. Jakarta, Indonesia: Buku Kompas.
Prasetya, M. (2016). Radio streaming, babak baru penyiaran radio. Diakses dari https://www.merdeka.com/khas/radio-streaming-babak-baru-penyiaran-radio-bisnis-radio-digital-1.html