Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village III pada tahun 2021 ini kami lakukan di daerah rumah masing-masing karena keadaan pandemi sehingga mengharuskan kami melaksanakan secara online. Kegiatan KKN merupakan kegiatan mahasiswa mengabdi kepada masyarakat seperti membantu dalam keadaan Pandemi ini.Â
Kegiatan KKN kali ini saya memilih Kota Probolinggo lebih tepatnya di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kanigaran. Kota Probolinggo terletak di Jawa Timur dan terdiri dari beberapa kecamatan salah satunya Kecamatan Kademangan. Kecamatan Kademangan dalam bidang ekonomi sebesar 61,01% penduduknya tidak memiliki pekerjaan dan tingkat pendidikan didominasi lulusan SLTA 24,17% yaitu 10.711 jiwa.Â
Kecamatan Kademangan terdiri dari beberapa kelurahan yaitu Kelurahan Triwung Kidul, Kademangan, Pohsangit Kidul, Triwung Lor, Ketapang, dan Pilang. Kelurahan Pilang memiliki luas sekitar 3,068 km dengan tingkat kepadatan paling rendah daripada kelurahan yang lain yaitu 2.225 jiwa per km2. Kelurahan ini masyarakatnya mayoritas melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan banyak orang seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).Â
Identifikasi masalah pada daerah kelurahan pilang ketika dilakukan survey adalah rendahnya kepedulian masyarakat akan protokol kesehatan terutama kebersihan tangan selama pandemi. Survey yang kami lakukan tertuju pada masyarakat dengan golongan ekonomi kategori menengah ke bawah. Penyebaran virus covid-19 dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh terutama tangan kita sehingga kita harus tetap menjaga kebersihan tangan seperti cuci tangan dengan sabun.Â
Berkembangnya teknologi kini untuk menjaga kebersihan tangan terdapat alternatif lain selain mencuci tangan menggunakan sabun yaitu dengan menggunakan handsanitizer. Handsanitizer saat ini memiliki harga yang cukup mahal bagi kalangan masyarakat dengan ekonomi kategori menengah ke bawah oleh karena itu, saya membuat inovasi "Handsanitizer Merakyat". Handsanitizer ini dapat dibuat sendiri dirumah karena menggunakan bahan-bahan alami seperti tanaman disekitar lingkungan kita yang mudah ditemukan dan lebih ekonomis.
Handsanitizer merupakan bahan antiseptik berupa cair atau gel. Produk ini merupakan salah satu protokol kesehatan yang bisa digunakan sebagai alternatif untuk menjaga kebersihan tangan tanpa menggunakan air, dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Handsanitizer umumnya memiliki kandungan alkohol dan triklosan.Â
Kandungan tersebut merupakan bahan kimia yang dapat mencegah multiplikasi organisme pada permukaan tubuh hingga mikroorganisme tersebut dapat terbunuh atau terhambat pertumbuhannya. Antiseptik yang digunakan berlebihan dapat menyebabkan iritasi karena kandungannya oleh karena itu, penggunaan bahan-bahan alami dapat mengurangi penggunaan alkohol. Bahan-bahannya berasal dari tanaman yaitu ekstrak daun kemangi, lidah buaya, dan jeruk nipis.
Kemangi mudah ditemukan disekitar lingkungan kita karena merupakan tanaman tahunan yang tumbuh liar. Kemangi selain digunakan sebagai sayuran namun juga digunakan sebagai obat-obatan seperti pereda demam. Kandungannya dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti kandungan senyawa alkaloid, minyak atsiri dan fenol selain itu terdapat senyawa kimia yang lain seperti fitosterol, tanin, lignin, pati, saponin, karbohidrat, flavonoid, terpenoid dan antrakuinon.Â
Sari lidah buaya dimanfaatkan agar tekstur handsanitizernya dapat berupa gel. Lidah buaya dapat menyembuhkan luka, mengandung senyawa glukomanan yang dapat memicu pertumbuhan sel kulit, membantu pembentukan kolagen pada kulit, melembabkan kulit dan mengurangi peradangan.Â
Perasan jeruk nipis telah banyak digunakan sebagai aroma atau perisa. Kandungannya juga bermanfaat untuk antibakteri seperti minyak atsiri dan flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan kuman pada kulit. Dengan demikian, saya harap adanya inovasi ini dapat membantu masyarakat dalam meringankan ekonominya, mencegah penyebaran Covid-19, dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap pentingnya protokol kesehatan di masa pandemi.