Mohon tunggu...
Nanda Novatianto
Nanda Novatianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya menulis

Mencintailah saat dirimu sudah bisa menghargai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wanita Dalam Secangkir Kopi

11 Oktober 2017   19:33 Diperbarui: 6 Desember 2020   04:46 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, dikala matahari menyapa dan rintikan hujan mulai mendera, Deni yang merupakan mahasiswa tingkat akhir di salah satu kampus swasta sedang meneguk secangkir kopi yang telah dibuatnya. 

"Ah pagi ini kopi terasa sangat pahit," ujarnya setelah meminum kopi yang dibuatnya sendiri.

Pagi itu ialah hari yang berbeda, matahari yang beriringan dengan hujan, kopi yang tak sesuai dengan si barista, membuat Deni tak tau apa yang harus dilakukan. Ia hanya termenung dan berfikir bagaimana seharusnya menikmati hidup yang indah ini.

Seperti biasa, walau memulai hari dengan kebingungan yang ada di kepala, si pecandu kopi ini tetap mengawali aktifitasnya sebagai seorang mahasiswa biasa. Datang terlambat, duduk mendengarkan ceramah dari dosen dan pulang membawa tugas, itulah makanannya sehari-hari.

Saat ingin kembali pulang, Deni meliihat seorang mahasiswi secara tidak sadar menjatuhkan bukunya di tempat parkir kampus, tanpa berfikir panjang ia mengambilnya dan berinisiatif untuk mengembalikan kepada wanita tersebut.

"Hei, ini punyamu?" tanya Deni sambil menunjukkan buku kepada wanita itu

"Ah iya itu punyaku, nemuin dimana?" tanyanya kembali

"itu tadi kamu gak sengaja jatohin buku itu di parkiran,"

"duh teledor banget aku, makasih ya,"

"sama-sama" jawab Deni menutup pembicaraan itu

Di perjalanan pulang sambil mengendarai motornya, Deni tiba-tiba saja memikirkan siapa wanita tadi? Semanis itukah dia? dan kapan mereka bisa bertemu kembali? itulah pertanyaan yang terlintas secara berulang-ulang hingga Deni sampai dirumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun