Sebagai contoh, membaca novel "To Kill a Mockingbird" karya Harper Lee bisa membantu siswa memahami pentingnya keadilan dan keberanian dalam menghadapi diskriminasi. Sementara itu, puisi-puisi karya Chairil Anwar bisa menginspirasi siswa untuk memiliki semangat juang dan cinta tanah air. Dengan demikian, sastra tidak hanya mendidik secara intelektual, tetapi juga membentuk kepribadian dan karakter yang kuat.
Sastra juga memiliki peran penting dalam membantu siswa memahami budaya dan identitas mereka sendiri. Karya sastra dari berbagai daerah di Indonesia, misalnya, memberikan gambaran tentang kekayaan budaya yang ada di tanah air. Melalui sastra, siswa bisa belajar tentang adat istiadat, tradisi, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat di berbagai daerah.
Pemahaman ini penting untuk membangun rasa bangga terhadap identitas nasional dan memperkuat rasa persatuan di tengah keragaman. Selain itu, dengan memahami budaya lain melalui sastra, siswa juga bisa mengembangkan rasa toleransi dan menghargai perbedaan. Ini adalah bekal penting dalam kehidupan bermasyarakat di dunia yang semakin global dan multikultural.
Mengintegrasikan sastra dalam kurikulum pendidikan memerlukan pendekatan yang holistik dan terencana. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan membuat sastra menjadi bagian yang integral dari mata pelajaran lain, seperti bahasa Indonesia atau sejarah. Misalnya, ketika mempelajari sejarah, siswa bisa diajak untuk membaca novel sejarah yang relevan untuk memperkaya pemahaman mereka tentang peristiwa tersebut.
Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung minat baca di sekolah. Perpustakaan sekolah yang lengkap dan nyaman, serta program literasi yang berkelanjutan, bisa menjadi faktor pendukung yang signifikan. Guru juga perlu dilatih untuk mengajarkan sastra dengan cara yang menarik dan relevan dengan kehidupan siswa.
Sastra memegang peranan penting dalam pendidikan karena mampu mengembangkan berbagai aspek penting dalam diri siswa, mulai dari kemampuan berpikir kritis, pemahaman budaya, hingga pengembangan karakter. Meskipun ada tantangan dalam pengajarannya, manfaat yang diperoleh dari pembelajaran sastra sangat besar dan tidak bisa diabaikan.
Untuk menakar peran sastra dalam kurikulum pendidikan, kita harus melihatnya sebagai salah satu pilar penting yang tidak hanya mendidik secara intelektual, tetapi juga membentuk manusia yang utuh. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang memadai, sastra bisa menjadi salah satu mata pelajaran yang paling berharga dan berpengaruh dalam pembentukan generasi muda yang kritis, kreatif, dan berkarakter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H