Mohon tunggu...
senopati pamungkas
senopati pamungkas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hubbul Wathan Minal Iman

"Bila akhirnya engkau tak bersama orang yang selalu kau sebut dalam do'amu, barangkali engkau akan bersama orang yang selalu menyebut namamu dalam do'anya."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersesat dalam Cinta yang Semu

11 September 2024   00:11 Diperbarui: 11 September 2024   00:25 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di persimpangan hati yang penuh dusta,  
Kita terjebak dalam pelukan semu,  
Langit tak lagi biru,  
Gelap membayang dalam tatap yang keliru.

Kau datang seperti senja yang hangat,  
Namun malam datang lebih cepat,  
Membawa kegelapan yang pekat,  
Membalut hati dalam luka yang berat.

Kita melangkah dalam bayang-bayang,  
Mencari cahaya di ujung terang,  
Namun cinta ini hanya bayangan,  
Sebuah mimpi yang tak pernah datang.

Di antara canda yang penuh arti,  
Ada duka yang tak terucap di hati,  
Kita tersesat, tak tahu ke mana lagi,  
Cinta ini hanya fatamorgana yang tak bertepi.

Mungkin ini takdir,  
Atau hanya jalan yang salah,  
Namun di ujung rasa yang pahit,  
Kita temukan diri yang tersesat,  
Dalam cinta yang semu, tanpa akhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun