Mohon tunggu...
senoaji wijanarko
senoaji wijanarko Mohon Tunggu... PNS -

Penulis adalah seorang sketcher, pesepeda jarak jauh, dan dokter umum yang sedang mendalami kajian administratif rumah sakit di universitas Indonesia, berdomisili sementara di Bekasi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bersepeda (yang) Membakar Lemak, Bukan Kalori

18 Juni 2015   09:06 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:44 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersepeda semestinya menyenangkan, apa pun jenisnya semestinya sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan kita saat menggunakannya. Saya sendiri belum lama menikmati (tadinya saya sebut olehraga) piknik dengan bersepeda ini dan lebih suka menyebutnya “bikepicnic”. Berawal dari semangat bersepeda ke tempat praktek, memberi contoh yang baik bagi klien saya mengenai alternatif menyenangkan berolahraga. 

Ketika menyebut kata “berolahragalah” memberi kesan seolah sebuah kegiatan rutin di mana membutuhkan waktu dan biaya yang harus dipaksakan disediakan. Ini menjadi bumerang ketika dikomunikasikan praktisi kesehatan primer kepada kliennya. Sehingga memancing saya mencari metoda yang lebih menyenangkan bagi klien untuk dapat menggerakkan hampir semua sisi tubuhnya dengan cara menyenangkan, karena hanya dengan cara inilah olahraga bisa dilakukan dengan menyenangkan. Satu-satunya cara dengan memulainya dari dalam diri. 

Olahraga sendiri bermanfaat melancarkan peredaran  darah, meningkatkan kapasitas otot apapun dalam tubuh (terutama otot jantung), meningkatkan komplians (toleransi dan kapasitas) paru dalam menyuplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan kemampuan otot menyerap gula darah ( ini penting bagi penderita diabetes), sehingga berefek meningkatkan daya tahan tubuh terhadap tekanan fisika, kimia, penyakit, bahkan psikis. Kemampuan adaptas terhadap stress psikis ini membuat klien lebih bahagia dan lebih mudah berprestasi di tempat kerjanya.

Menyarankan klien berolahraga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak faktor yang mempengaruhi klien dalam berolahraga: waktu yang harus disediakan, jenis olahraga yang justru membuat lelah (karena mungkin tidak melakukannya dengan sukacita), kondisi yang mendasari klien itu sendiri (sulit berjalan, kurang menyukai keramaian, tidak ada yang menemani), bahkan pilihan olah raga yang disukai.

Dokter selalu menyarankan kliennya untuk berolahraga 3 kali seminggu dengan durasi rata-rata 45 menit seringkali tanpa menyebutkan jenis olahraganya dan tanpa memikirkan faktor-faktor di atas yang justru membuat klien enggan berolahraga. Jenis olahraga terbaik untuk rutinitas adalah yang bersifat “soft-contact” (seperti senam, jogging santai dan bersepeda) dan dilakukan dengan mode “pernafasan aerob” artinya kita tidak perlu sampai terengah-engah melakukannya.

Olahraga “soft-contact” adalah olahraga yang dilakukan tanpa menimbulkan rudapaksa/trauma pada sendi dan otot yang terlibat. Berbagai olahraga “keras” antara lain lari sprint, angkat berat, beladiri, dan olahraga kompetisi lainnya seperti balap sepeda, sepakbola dan futsal. Selain memberi trauma pada sendi dan otot (beberapa bahkan fatal hingga patah tulang atau putus sendi) olahraga keras ini cenderung membakar kalori ketimbang lemak, sehingga klien cenderung meningkat nafsu makannya lebih dari sebelumnya.

Berbeda dengan olahraga “soft-contact” seperti senam aerobik, bersepeda santai, jogging, trauma yang ditimbulkan pada otot dan sendi begitu minimal (resiko tetap ada) karena setiap gerakan dilakukan didahului peregangan (untuk meningkatkan kelenturan dan kapasitas ruang gerak [range of movement]) dan setiap gerakan yang dilakukan sifatnya fisiologis/senyaman mungkin sesuai gerakan sendi alaminya. Gerakan yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang tanpa target yang memaksa menyebabkan kebutuhan oksigen pun tertata teratur tidak menyebabkan klien terengah-engah, Anda tahu BAGIAN TERBAIKNYA? Olahraga model aerobik ini lebih banyak membakar lemak ketimbang kalori, sehingga dengan makan sesuai porsi biasa saja komposisi lemak dan otot anda akan berubah signifikan. Pada awalnya tidak akan banyak mempengaruhi berat badan karena lapisan lemak akan menipis berganti menjadi massa otot, membuat anda lebih bugar dan jarang sakit seperti yang saya alami.

Baik kembali ke paragraf 1, mengapa bersepeda santai saya pilih? Bersepeda memiliki segalanya ketimbang jogging dan senam, terutama pada jarak yang dapat dicapai dengan usaha yang sama. Dalam bersepeda hampir semua sendi bergerak, terutama sendi kaki. Tidak banyak tenaga diperlukan sehingga memerlukan pernafasan anaerobik yang menyiksa jika melakukannya dengan benar. Menggunakan pilihan gir yang ringan saat mengayuh membuat kita cenderung menggunakan rpm sedang hingga tinggi dalam kayuhan. Kebiasaan menggunakan rpm tinggi membuat kita lebih siap dengan berbagai kondisi jalan, tidak cepat, namun meningkatkan ketahanan bersepeda hingga berjam-jam sehingga berpengaruh pada jarak tempuh. Melakukannya dengan rutin semisal 3 kali seminggu selama 30-45 menit saja akan membuat anda bugar (saya ragu waktu 45 menit akan cukup( )

Bagaimana jenis sepedanya? Secara teknis tidak ada kewajiban khusus mengenai spesifikasi sepeda, meski nanti akan saya ulas di sesi berikutnya. Mulailah dengan sepeda apapun yang anda punya. Multiple speed lebih disukai untuk memudahkan anda melalui tanjakan atau medan offroad yang menyenangkan. 

Selamat mencoba..

sen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun