Menulis, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah mengungkapkan gagasan, opini, dan ide dalam rangkaian kalimat. Gagasan, opini, ide, dapat diperoleh dari berbagai sumber bisa imajinasi atau dari hasil literasi.Â
Oleh karena itu untuk memiliki gagasan, opini, dan ide maka harus banyak membaca. Semakin banyak membaca maka akan banyak gagasan, opini, dan ide, begitu pula sebaliknya. Â Apalagi di era komunikasi saat ini, peluang untuk membaca berbagai sumber terutama yang daring sangat terbuka.Â
Persoalannya adalah tergantung kita mau mulai membaca atau tidak. Â Menulis tidak hanya mengungkapkan gagasan, opini, dan ide sembarangan tapi bagaimana tulisan itu menarik untuk dibaca dan bermanfaat bagi yang membaca, baik itu tulisan fiksi maupun non fiksi.
Guru menurut KBBI adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Guru merujuk pada profesi pengajar di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)sampai Pendidikan Menengah/Kejuruan.Â
Profesi guru sangat dekat dengan kegiatan belajar terutama membaca dan menulis. Secara sederhana ketika mendengar kata belajar, maka dua kata yang muncul yaitu membaca dan menulis, dan itu yang diajarkan sejak PAUD sampai SMA/SMK.Â
Oleh karena itu sebagai sebuah profesi, maka guru harus menguasai membaca dan menulis, disamping juga kemampuan lain yang mendukung kegiatan mengajar. Bisa dikatakan, membaca dan dan menulis adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai guru karena hal itu adalah salah satu yang akan dicontohkan untuk peserta didik.Â
Menulis sangat dekat dengan profesi guru terutama dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar bukan sekedar memfasilitasi peserta didik dalam memahami materi atau  bahan ajar, tetapi juga memberi teladan tentang belajar yang didalamnya ada kemampuan membaca dan menulis.  Lalu apa manfaat menulis bagi profesi guru :
1. Memberi teladan kepada peserta didik.
Sudah diketahui secara umum, maka guru menyuruh (menasehati) agar peserta didik rajin belajar. Rajin belajar yang dimaksud adalah pasti membaca materi atau bahan ajar yang akan maupun yang sudah difasilitasi oleh guru. Salah satu bukti telah belajar adalah nilai yang diraih peserta didik, baik penilaian harian, penilaian tengah semester, maupun penilaian akhir semester/tahun.Â
Kalau pertanyaan berasal dari peserta didik dan ditujukan pada guru, apakah guru juga belajar dan apa buktinya ? Jika guru itu rajin menulis entah buku atau artikel maka sudah memberi contoh pula tentang belajar yaitu membaca dan ada bukti atau hasil yaitu tulisan.Â
Guru yang menulis pasti membaca banyak literatur, sedangkan guru yang tidak menulis mungkin hanya membaca buku bahan ajar dan belum tentu membaca literatur, atau bahkan jarang membaca. Apalagi sekarang digalakkan literasi bagi peserta didik  sebelum mulai pelajaran, persoalannya apakah guru juga melakukan literasi ? Dalam hal ini posisi guru sebagai teladan, maka menulis sekaligus sudah memberi contoh belajar dan hasilnya.