Mohon tunggu...
Seno Kristianto
Seno Kristianto Mohon Tunggu... Guru - Guru/SMP Van Lith Jakarta

Pendidik yg jg menikmati sosial, budaya, sejarah, dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hegemoni Segitiga Politik Kediri, Singhasari, dan Majapahit

3 Juli 2022   19:00 Diperbarui: 3 Juli 2022   19:29 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kediri (1042-1222) adalah kerajaan masa Hindu Budha yang lebih memusatkan perhatian pada ketenangan kehidupan masyarakatnya. Politik ekspansi tidak dilakukan sehingga jejak peninggalannya lebih banyak pada bidang karya sastra. 

Bisa dikatakan bahwa karya sastra di masa kerajaan Kediri adalah yang paling banyak dibandingkan dengan kerajaan Singhasari dan Majapahit. Banyaknya karya sastra yang ditulis cukup membuktikan bahwa kehidupan di Kediri saat itu cukup tenang, aman, dan tentram. 

Tentunya jika situasi bergejolak terus maka tidak memungkinkan bagi para mpu berkarya dibidangnya termasuk untuk sastra. Suksesi kepemimpinan berlangsung dengan lancar dan para raja yang memerintah bisa menjalankan kekuasaannya dengan baik. Itulah Kediri yang lebih memusatkan pada kehidupan intern di wilayah kerajaannya.

Singhasari (1222-1292) cukup kontroversi dengan tragedi berdarah di awal berdirinya. Dirintis oleh Ken Arok, yang tidak dikenal dari prasasti-prasasti melainkan hanya dari kitab Pararaton dan juga dari Nagarakrtagama (R. Soekmono, 61 : 1990). Tragedi berdarah berlangsung sejak awal dan baru berakhir di masa pemerintahan Ranggawuni yang bergelar Wisnuwardhana. 

Mencapai kejayaan di masa Kertanegara, sekaligus raja terakhir Singhasari.  Kertanegara dengan konsep cakrawalamandala yaitu ingin meluaskan wilayah yang salah satunya ke Sumatra dengan mengirimkan ekspedisi Pamalayu. Kertanegara juga berani menolak untuk mengakui kedaulatan Kubilai Khan. 

Memang agak berkesan ambigu dari kebijakan politik Kertanegara. Disatu sisi ingin meluaskan wilayah meskipun dalam konteks nusantara (Sumatra), tapi dilain sisi juga menolak politik ekspansi yang dilakukan Kubilai Khan.

Majapahit (1293-1528) dirintis oleh Raden Wijaya yang juga menantu Kertanegara. Dimulai dari sebuah tanah di desa Tarik, pemberian Jayakatwang Kediri, Raden Wijaya mengawali sebuah kerajaan yang nantinya memiliki wilayah terluas dibandingkan Kediri dan Singhasari. 

Di desa kecil inilah Majapahit tumbuh dan berkembang menjadi kerajaan yang disegani bahkan menjadi hegemoni tunggal di nusantara abad XIII - XVI. Politik intern dan ekstern dijalankan secara bersamaan oleh Majapahit. 

 Politik intern artinya sambil menyusun sistem ketatanegaraan dan menghadapi serangkaian pemberontakan khususnya di masa Jayanegara, juga merintis kekuatan militer yang nantinya digunakan ketika mempraktikkan politik ekstern dalam arti ekspansif sehingga memiliki wilayah luas.

Segitiga hegemoni kerajaan itu berlangsung di zaman Singhasari khususnya di masa Kertanegara. Kertanegara yang menolak mengakui Kubilai Khan tentunya menjadi potensi tersembunyi adanya ancaman dari luar. Sedangkan ancaman dari dalam yaitu Kediri (karena Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok) juga menjadi potensi balas dendam bagi Singhasari. 

Dua ancaman itulah yang menjadi momentum munculnya Majapahit setelah berakhirnya Singhasari. Potensi ancaman dari dalam muncul ketika serangan Jayakatwang dari Kediri mampu menewaskan Kertanegara. 

Sedangkan Raden Wijaya menantu Kertanegara berhasil menyelamatkan diri ke Madura dan diterima oleh Wiraraja di Sungenep. Atas bantuan Wiraraja, Raden Wijaya bisa diterima oleh Jayakatwang dan diberi tanah di desa Tarik.

Kesempatan Raden Wijaya untuk merintis Majapahit muncul ketika datangnya ekspedisi Kubilai Khan yang bertujuan menyerang Kertanegara dari Singhasari. Pasukan Kubilai Khan dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. 

Tentunya pasukan Kubilai Khan tidak mengetahui bahwa Kertanegara yang menjadi target serangan  sudah tewas oleh Jayakatwang dan Singhasari sudah runtuh. 

Dan benar, pasukan Kubilai Khan tidak mengetahui kalau diarahkan oleh Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. Setelah misi pasukan Kubilai Khan selesai dan kembali ke negerinya, maka Raden Wijaya menjadi kekuatan tunggal saat itu. Kediri sudah tidak ada, dua kali mengalami kekalahan yaitu oleh Ken Arok dan Kubilai Khan, serta Singhasari yang sudah dikalahkan Jayakatwang. Raden Wijaya untuk saat itu termasuk tokoh oportunis karena mampu memanfaatkan kesempatan dan peluang di depan mata untuk meraih kekuasaan.

Hegemoni pertama yaitu Kediri dengan politik kesejahteraan mampu menghasilkan banyak karya sastra. Belum ada data otentik baik prasasti maupun kitab yang menunjukkan kebijakan ekspansif Kediri. Hegemoni kedua, yaitu Singhasari yang dirintis dengan sebuah kelicikan dan tragedi, maka pada akhirnya menimbulkan tragedi berkepanjangan di intern istana. 

Pelajaran dari kasus Singhasari yaitu marilah merintis sesuatu dengan kebaikan karena akan menghasilkan kebaikan juga. Hegemoni ketiga adalah Majapahit yang dirintis dari sebuah desa terpencil jauh dari pusat politik (Kediri) tapi mampu menjadi kerajaan yang wilayahnya paling luas. Ketiga kerajaan itu berdiri berurutan yaitu Kediri, Singhasari, dan Majapahit. 

Ibarat bidang geometris, maka posisi Majapahit dipaling atas, sedangkan Kediri dan Singhasari pada bagian dasar sehingga mirip dengan segitiga sama sisi. Mengapa demikian, karena berdirinya Majapahit berkaitan erat dengan berakhirnya Kediri dan Singhasari. 

     

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun