kami berada dalam senja yang bising
saat lampu merkuri belum juga menguning
kulihat orang2 berlalu lalang
bergegas pulang sehabis membanting tulang
Jalan2 sunyi, jalan2 gelap
angin pun terlihat mulai lelap
ketika itu matamu tiba2 sembab
ada merah di penampang wajah
seolah sepi terlahir dari doa
seolah tangis sebentuk dari duka
rasanya tak ingin kucatat kejadian ini
sekalipun berserakan kata2
hanya angin, ranting, dinding
menyimpan rapat2 percakapan kita..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!