Mohon tunggu...
Senny Nadya Permatasari
Senny Nadya Permatasari Mohon Tunggu... -

saya bergabung, untuk jihad. yaitu jihad memahami ilmu, memakainya lalu mengamalkannya. semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kakak, Jangan Bakar Aku!

25 Desember 2015   07:55 Diperbarui: 25 Desember 2015   08:51 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Diamlah!" lalu aku berikan nyala itu ke bawah jarinya hingga dia menangis dan menjerit lalu dia angkat tangannya menghindar nyala api.

"Kakak tega sama aku, api ini panas kak! Kakak mencoba melukai aku? Aku tidak tahan panas api itu kak walau hanya di jari saja!" katanya sambil menangis.

"Bayangkan api neraka dek! Jika api dunia yang sekecil ini membuat kamu meringis kesakitan, bagaimana kamu dineraka dek! Pakaian kamu seperti ini akan mengantarkan kamu, kakak, ibu dan ayak ke neraka! Kamu yang tidak sayang kepada diri kamu sendiri, kepada kakak dan terutama kedua orangtuamu! Bertaubat dek! Taubat! Jika kamu tidak ingin mengalami hal ini di neraka yang panasnya beribu-ribu kali lipat dibanding api dunia!" jelasku sambil menangis.

"Maaf kan aku kakak. Aku salah. Aku berjanji akan bertaubat." katanya sambil menangis lalu aku memeluknya. Dan akhirnya, pakaian buruk itu dia tinggalkan. Dia sekarang telah menggunakan jilbab. Semoga dia dapat istiqomah. Aamiin

 

Cerita di atas hanya fiktif. Tetapi semoga kita dapat memetik hikmah dari cerita diatas. Yuk kita berhijab! 😊

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun