Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelayan Tuhan

5 Maret 2024   19:38 Diperbarui: 5 Maret 2024   19:41 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: GKIgadingserpong

Kalau kita melihat Luk 10:1-12 maka ini adalah suatu pengutusan oleh Tuhan Yesus kepada 70 orang murid. Ada hal  menarik disini, pada waktu Ia mengutus murid-muridnya, ia katakan "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan/mengutus pekerja-pekerja untuk tuaian itu".

Berarti Yesus ingin katakan bahwa yang mengutus/mengirim pekerja itu adalah hak  Tuhan, bukan manusia, makanya Ia katakan mintalah kepada tuan punya  tuaian supaya ia mengirimkan pekerja untuk tuaian itu.

Inipun sama dengan Mat 9:38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Padahal dalam Mat pasal 9 ini Kristus  katakan orang-orang itu seperti domba tanpa gembala, mereka lelah dan terlantar, berarti sangat kritis.  

Kalau saya dalam kondisi seperti ini, saya langsung pergi melayani, tetapi Kristus katakan minta kepada Allah untuk  mengutus para pekerjaNya, mengapa bisa demikian?

Karena pengutusan itu adalah hak dari Allah, bukan manusia. Jadi sedarurat apapun suatu pelayanan tetapi yang mengutus, yang memberikan beban pelayanan kepada seseorang itu adalah Allah. Jadi kalaupun dia berinisiatif melayani karena ada beban yang Tuhan berikan padanya.

Nah ini hal yang penting karena banyak orang melayani tanpa beban dari Allah, bukan Tuhan yang mengutus tetapi sesama yang mengutus padahal  tugas kita hanya sharing beban dan mendoakan tetapi yang mengutus seseorang adalah Allah sendiri.

Saat ini mungkin banyak pelayanan yang mandek, banyak pekerja gereja yang stagnan karena yang mengutus dia dalam ladang pelayanan bukan Tuhan, tetapi seniornya,temannya atau kakak pemuridannya.

Seharusnya kita hanya sharing, berbagi visi dan mendoakan agar Tuhan yang memberikan beban itu dalam hatinya, karena Tuhan yang memberikan beban dalam kondisi apapaun ia akan berusaha, mensiasati agar pelayann itu terus berjalan.

Kemarin gereja-gereja baru menyelesaikan pemilihan majelis, tetapi saya melihat orang memilih majelis hanya karena dia keluarga (anak, ortu, kakak/adik) ataukah kenalan akrab tanpa berdoa agar Tuhan menaruh beban dalam dirinya.

Bahkan ada panitia pemilihan yang datang menakuti orang yang dipilih untuk menjadi majelis, dengan alasan kalau orang itu tidak mau melayani maka Tuhan akan menghukum dirinya, jadi dia melayani karena takut akan hukum bukan karena beban yang Tuhan berikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun