Maka kita jangan mengulang hal ini, kita harus sharing beban, berikan berbagai pembinaan, tetapi berdoalah biarlah Tuhan yang menaruh beban dalam hidup mereka untuk melayani. Karena kalau Tuhan yang memberikan beban pelayanan maka ia akan berusaha melayani walaupun dalam kondisi yang sulit.Â
Tidak punya uangnpun bisa jalan kaki cukup jauh, sesibuk apapun bisa siasati agar pelayanan berjalan, maka membina dan mendoakan secara sungguh-sungguh agar Tuhan mengutus orang-orangnya untuk melayani.
Dulu perintisan pelayanan PERKANTAS dibeberapa daerah bukan dikerjakan oleh staf tetapi alumni, kita tidak pernah mengutus mereka secara khusus atau pesan-pesan rohani kalau kamu disana rintislah pelayanan, tetapi mereka mengerjakan secara sendiri, mengapa ? Karena beban yang Tuhan berikan.
Ada seorang ibu di kota Bandung pada waktu bertobat, dia merasa Tuhan memanggi dia untuk melayani di penjara, maka seminggu sekali sekitar 3-4 jam dia harus pergi untuk melayani.
Keluarganya yang belum bertobat marah-marah, apalagi suaminya, memang dia berusaha mengusahakan tugas rumah sebagai istri dengan baik tetapi waktu keluar itu membuat keluarganya marah, anak-anak juga protes gara-gara mama melayani maka kondisi seperti ini.
Tetapi dia terus berdoa, terus mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik, dan tetap mencuri waktu untuk melayani di penjara, dan ajaib akhirya satu keluarga itu bertobat dan percaya pada Yesus.
Jadi orang yang diberikan beban sesibuk apapun, menghadapi tantangan apapaun ia akan mensiasati untuk terus melayani, memang ada saat tidak bisa, tetapi ia berjuang untuk hal itu, tetap kalau orang itu begitu mudah meninggalkan pelayanan karena kesibukan yang ada dan terus seperti itu berarti dia bukan diutus oleh Tuhan, tidak ada beban dalam hatinya tetapi dia utus oleh sesama manusia.
Selanjutnya pengutusan itu untuk memberitakan injil, ay 9 mengatakan pada waktu kamu masuk ke suatu kota beritakanlah kerajaan Allah, memang dalam ay itu ada menyembuhkan orang sakit tetapi yang utama memberitakan injil atau kerajaan Allah, ini sama seperti Yesus pada waktu bangkit selama 40 hari Ia terus-menerus memberitakan kerajaan Allah.
Mengapa hal ini perlu penekanan, karena banyak orang sibuk melayani tetapi tidak mengutamakan kerajaan Allah. Untuk apa ? padahal mengerjakan hal-hal seperti itu walaupun capai sekali kita tidak bertumbuh dan menolong pertumbuhan orang lain.
Kalau sibuk mengurus persekutuan/ibadah, oke, kalau sibuk memimpin kelompok pemuridan oke, tetapi kalau sibuk hari raya gerejawi untuk apa, bukan berarti  pelayanan seperti itu tidak penting sama sekali tetapi kesibukan, energi dan dana kita yang terkuras belum tentu membuat kita bertumbuh dengan baik. Kita bisa terlibat disitu tetapi itu bukan yang utama.Â
Mengapa kita tidak mengambil satu kelompok pemuridan, mengapa kita tidak merintis satu kelompok pemahaman alkitab, betul kita perlu menyalurkan talenta kita dalam  berbagai kegiatan ceremonial agama  tetapi itu bukan yang utama karena bisa jadi itu tidak membuat kita bertumbuh dan menolong pertumbuhan orang lain. Sayang sekali kan.