Bahkan kalau kita melihat perintah Tuhan kepada manusia untuk beranak cucu dalam Kejadian dalam Kej 1:28, kalau hanya ditinjau dari tugas dan tanggungjawabnya, bukan tugas yang menarik, tetapi tugas dan tanggungjawab yang menuntut perjuangan seluruh tenaga, tenaga yang sangat berat, Tetapi aneh cinta itu punya kekuatan seperti lautan api walaupun anak itu nakal tetapi cinta ibu kepada anak itu terus membara.
Begitu menghayatinya kekuatan cinta ini maka seorang ibu berkata, "bahwa ketika ia menyusui anaknya, ia merasakan kenikmatan, kepuasan dan kebanggaan yang luar biasa, yang tak dapat dibahasakan".
Maka pertanyaannya : Kalau Allah sungguh-sungguh mencintai kita walaupun sakit karena rela turun jabatan maukah kita sungguh-sungguh mengasihi sesama kita.Â
- Cinta itu tidak bisa padam (7 a)
Dalam ay 7 A. dikatakan air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Dengan kata lain jika cinta itu cinta sejati maka cinta itu tidak bisa padam. Raja Salomo berusaha memadamkan cinta gadis sulam ini terhadap pacarnya dengan cara menjadikan gadis sulam ini menjadi istrinya tetapi tetap cinta gadis ini kepada pemudanya tidak pernah padam.
Raja salomo yang pintar merayu berusaha merayu gadis sulam ini supaya mengalihkan cintanya kepadanya, tetapi tidak bisa. Gadis ini tetap mencintai pemudanya. Cinta Allah kepada kita juga tidak pernah padam. Walaupun kita sangat berdosa tetapi tangannya tetap terbuka untuk menerima kita.
Kalau cinta itu cinta sejati (cinta agape) maka ia tidak akan pernah padam oleh apapun juga. Lautan api yang besar disiram dengan air lama-kelamaan bisa padam tetapi cinta yang sejati (cinta agape) tidak akan pernah padam. Maka cinta kasih yang baik dalam hubungan sesama bukan didasarkan cinta eros (erotis), cinta philia tetapi cinta Agape. Kalau hanya didasarkan kepada cinta eros (daya tarik fisik) maka cinta itu bisa padam karena 5 tahun lagi belum tentu dia cantik, tampan, langsing seperti sekarang.
- Cinta tidak bisa dibeli
Ay 7. one were to give all the wealth of his house for love, it would be utterly scorned. Dengan kata lain sebenarnya cinta sejati itu tidak bisa dibeli. Kalau cinta itu bisa dibeli maka ia bukan lagi cinta yang sejati. Kalau seseorang berusaha mendapatkan cinta atau hanya mau dicintai karena harta, Â kehormatan maka itu adalah perbuatan yang sangat terhina.
Maka Raja Salomo dalam kesadarannya menulis hal-hal ini. "Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun  ia pasti akan hina (7 C)". Raja Salomo sadar ia telah memaksa cinta gadis sulam ini dengan seluruh kekayaan, kemegahan dan kehormatan yang dimiliki tetapi itu adalah perbuatan yang sangat terhina, karena cinta dari gadis sulam ini tidak bisa dibeli oleh kekayaannya.
Tetapi jaman sekarang kebalikan : Banyak orang menjual anaknya/ "menjual dirinya" hanya untuk harta, hanya untuk kehormatan bukan karena cinta. Kalau mencintai orang yang statusnya dihormati maka pasti dengan sendirinya status kita akan naik dan kelurgapun akan senang.
Kalau menikah dengan orang yang mempunyai harta banyak (Direktur muda) maka hidup kita akan terjamin. Jelas ini cinta yang sangat rendah yang bisa dibeli. Allah memang mencintai kita tetapi Ia menuntut kita untuk tetap mencintai-Nya lebih dari pada berkat-Nya.
Jangan sampai hanya gara-gara kekasih hubungan kita dengan Allah semakin jauh, hanya gara-gara harta kita rela meninggalkan Tuhan, hanya gara-gara kehormatan kita rela melepaskan Tuhan. Itu menunjukkan cinta kita bukan cinta yang sejati cinta kita bisa dibeli oleh harta dan kehormatan. Â Â Â Â Â Â