Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kekerasan Siswa Tanggung Jawab Kita Semua

3 Oktober 2023   21:50 Diperbarui: 4 Oktober 2023   09:16 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada waktu kita bicara tentang kekerasan siswa, maka yang perlu diingat banyak faktor yang tidak bisa dicegah yang masuk ke dalam dunia mereka sehingga membuat mereka bersikap seperti jagoan, maka kalau hanya bermain hukuman tanpa melihat faktor-faktor yang membentuk mereka maka sama saja tidak akan membuat mereka jera, karena faktor tersebut akan terus membetuk mereka.

Memang namanya "kekerasan siswa", berarti sekolah yang menjadi sasaran utama. Kalau ada siswa yang jadi korban maka orang tuanya akan marah pada pihak sekolah, mengapa anaknya jadi korban siswa lain. Padahal sekolah hanya mendidik mereka tetapi untuk mencegah hal tersebut kemampuan sekolah sangat kecil karena terlalu banyak faktor yang membentuk kekerasan dalam hidup mereka.

Keluarga merupakan faktor utama untuk membentuk kepribadian siswa, kalau keluarganya hancur-hancuran sekolah tidak bisa berbuat apa-apa, sekolah mau membuat peraturan level dewapun percuma karena setiap hari dia melihat dan merasakan kekerasan itu, palingan sekolah keluarkan siswa tersebut tapi itu bukan solusi yang baik.

Maka dari masa dia lahir sampai besar keuarga mendidik dengan baik, mengajar dan menunjukan contoh hidup yang mengasihi, keluarga mampu lakukan seperti itu maka akan menghasilkan generasi yang sangat baik.

Tapi juga lingkungan pergaulan sangat membentuk dirinya, di mana dia bergaul maka banyak hal yang terserap,  kalau di bergaul dari anak-anak yang keluarganya baik maka puji Tuhan, tetapi dari keluarga yang tidak baik maka diapun akan dipengaruhi.

Karena hal yang jahat itu mempengaruhi seseorang lebih cepat dari pada hal yang baik, oleh karena itu keluarga selain mendidik anak-anaknya dengan baik juga terus berdoa, karena keluraga tidak bisa menjaga anaknya 24 jam tetapi Tuhan bisa menjaga dengan baik.

Faktor yang sangat menentukan lainnya adalah agama atau lembaga-lembaga kerohanian, karena anak setelah remaja lebih mau mendengar nasihat orang lain, apalagi yang jadi panutannya dari pada orang tuanya. Walaupun orang tuanya baik, tetapi dia bisa membantah tetapi  orang lain apalagi yang jadi panutannya maka dia akan ikut.

Jadi sekolah itu hanya memberikan kontribusi yang kecil kalau factor-faktor yang lain tidak dibangun dengan baik untuk membentuk kepribadian anak.

Saya dari keluarga yang tidak baik, bahkan bisa dikatakan "broken home", saya memuji Tuhan karena walaupun keluarga saya tidak baik tetapi dari kecil keinginan untuk ke sekolah minggu sangat besar, sampai remaja SMP dan SMA, saya tetap punya keinginan yang tinggi untuk ke gereja.

Masa-masa SMP dan SMA itulah saya dipengaruhi oleh teman-teman pergaulan yang banyak tidak baik juga pengaruh mereka sangat kuat sekali, itulah masa melenceng saya yang sangat jauh walaupun saya masih rajin ke gereja tetapi sudah banyak hal-hal yang tidak baik sering dilakukan.

Tetapi puji Tuhan waktu saya mahasiswa diajak mengekuti suatu lembaga kerohanian dan dibina dalam lembaga kerohanian itu sampai sekarang, maka saya bertumbuh dalam kerohanian, maka saya bertekad mendidik keluarga saya dengan baik, tetapi kalau ada anggota keluarga yang bias maka saya akan berdoa sungguh-sungguh karena saya tahu saya terbatas tetapi Tuhan tidak terbatas dan bisa menjangkau mereka.

Ahkhirnya kita harus mendidik dan mendoakan anak-anak kita dengan baik dan sungguh-sungguh karena itu merupakan faktor utama untuk membentuk kepribadian mereka agar kekerasan siswa bisa diminimalkan. Tuhan Memberkati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun